Dari enam korban tewas, dua di antaranya adalah anak-anak.
Sebanyak 582 pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari kamp detensi Sungai Bakap di negara bagian Penang utara. Mereka mendobrak pintu dan pagar pembatas untuk melarikan diri usai terjadinya kerusuhan di lokasi kejadian.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sebanyak 362 orang telah berhasil ditangkap kembali," kata Departemen Imigrasi Malaysia dalam sebuah pernyataan.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 20 April 2022, Malaysia sejak lama menjadi tujuan favorit bagi etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar. Malaysia tetap menjadi tujuan Rohingya walau tidak secara resmi mengakui status pengungsi.
Sejak 2020, ribuan pengungsi Rohingya telah ditempatkan di pusat-pusat penahanan padat di Malaysia. Pihak berwenang mengatakan, penangkapan dan penempaatn para pengungsi Rohingya merupakan upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Kepolisian Malaysia mengaku masih menyelidiki penyebab kerusuhan di kamp detensi Sungai Bakap. Saat ini, petugas terus mencari sisa tahanan yang masih berkeliaran di luar sana.
Keenam korban tewas terdiri dar dua laki-laki, dua perempuan, seorang anak laki-laki dan perempuan. Mereka ditabrak mobil saat berusaha menyeberang jalan raya yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari kamp.
Sebelum kerusuhan, kamp tersebut menampung 664 pengungsi Rohingya, termasuk 137 anak-anak.
Baca: Penerimaan Indonesia Terhadap Pengungsi Rohingya Diakui Laporan HAM AS