'Growth itu kan seperti teori kebijakan yang kita anut, sejak masa Presiden Soeharto," kata Hassan di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa, 29 November 2022.
"Hanya dengan stabilitas politik dan keamanan, kita bisa memfokuskan energi, waktu, dan sumber daya kita untuk pembangunan ekonomi, itu tesis kita sejak awal," sambung dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurutnya, jika Indonesia ingin ASEAN menjadi Epicentrum of Growth, tantangan utamanya adalah bagaimana RI dapat membuat ASEAN damai dan aman, dan fokusnya adalah pertumbuhan ekonomi.
"Masalah Myanmar adalah gangguan dari keamanan kawasan ini. Walaupun sejauh ini belum merambah wilayah tetangga, tapi potensi itu ada," ungkap Hassan.
Jika masalah ini tidak diselesaikan dengan baik, kata Hassan, terjadi perang saudara seperti yang dibayangkan pada awal setelah terjadi kudeta.
"Tapi implikasi dari persoalan Myanmar yang belum terselesaikan bisa membawa akibat gangguan kestabilan politik dan keamanan di kawasan," serunya.
Karenanya, kata Hassan, untuk dapat berfokus pada 'pertumbuhan', masalah stabilitas yang menjadi dasarnya jangan dilupakan.
Akhir pekan lalu, Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Derry Amman mengungkapkan arti dari tema keketuaan RI di ASEAN. "ASEAN Matters berarti kita ingin menunjukkan bahwa ASEAN itu relevan, strategis dan penting," jelas Derry.
"Sedangkan Epicentrum of Growth ini merepresentasikan pertumbuhan, kemajuan atau progres di segala bidang kehidupan," sambungnya.
Jadi, kata Dubes Derry, tema keketuaan Indonesia tahun depan adalah menunjukkan ASEAN yang relevan serta menjadi pusat pertumbuhan anggotanya.
Baca: Satu Tahun Keketuaan ASEAN Tak Cukup untuk Selesaikan Isu Myanmar
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id