Kementerian Luar Negeri Pakistan, India dan Turki merilis pernyataan yang menyampaikan belasungkawa dan mengutuk serangan itu.
"Serangan hari ini memperkuat kebutuhan dunia untuk bersatu melawan terorisme dan semua orang yang memberikan perlindungan bagi teroris," sebut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India.
Menteri luar negeri Norwegia bergabung dengan suara kecaman, seperti yang dilakukan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang jadwal pertemuannya dengan Biden di Washington pada hari Kamis ditunda setelah serangan itu, menyatakan belasungkawa di Twitter “atas hilangnya nyawa orang Amerika di Kabul.”
“Israel mendukung Amerika Serikat di masa-masa sulit ini, sama seperti Amerika selalu mendukung kami,” tutur Bennett.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan di Twitter bahwa tidak ada laporan tentang korban militer atau pemerintah Inggris dari ledakan tersebut. Menteri Luar Negeri Inggris untuk Transportasi mengeluarkan pemberitahuan yang menyarankan maskapai penerbangan untuk menghindari wilayah udara Afghanistan di bawah 25.000 kaki. Perdana Menteri Boris Johnson mengadakan pertemuan darurat.
Johnson pada hari Kamis mengatakan upaya evakuasi Inggris akan terus berlanjut meskipun ada serangan "biadab". Dia tidak merinci kapan Inggris akan menyelesaikan upaya penyelamatannya, meskipun dia mengatakan itu dalam "tahap akhir" evakuasinya.
"Jelas apa yang ditunjukkan serangan ini adalah pentingnya melanjutkan pekerjaan itu secepat dan seefisien mungkin dalam jam-jam yang tersisa bagi kita," tegas Johnson.
Pada Rabu, Inggris termasuk di antara beberapa negara yang memperingatkan orang untuk menjauh dari bandara Kabul, dengan alasan ancaman serangan teroris.
Para pemimpin Eropa lainnya yang pemerintahnya menerbangkan orang keluar dari Kabul menyuarakan tekad yang sama untuk melanjutkan evakuasi. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengatakan di Twitter bahwa Spanyol sedang bekerja untuk menerbangkan "orang sebanyak mungkin."
Menyebut para pemimpin operasi evakuasi sebagai "pahlawan", Macron bersumpah bahwa Prancis akan menyelesaikan upaya evakuasinya untuk melindungi warga Afghanistan yang berisiko. Prancis memiliki 20 bus berisi orang dengan berkewarganegaraan ganda dan warga Afghanistan terjebak di luar bandara setelah serangan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News