Beximco mulai menjual versi generik Molnupiravir pada Selasa, 9 November 2021, usai mendapat izin produksi dan pemasaran dari Direktorat Jenderal Obat-obatan Bangladesh (DGDA) satu hari sebelumnya.
Eskayef dan Square Pharmaceuticals, dua perusahaan lain di Bangladesh, akan mulai memasarkan versi generik Molnupiravir pekan dean. Incepta, General Pharma, Beacon Pharma, Renata, dan tiga perusahaan lainnya juga telah menerima izin produksi Molnupiravir dari DGDA.
Dilansir dari bdnews24, ersi generik Molnupiravir yang diproduksi Beximco dilabeli sebagai Emorivir, dengan harga jual 70 taka atau sekitar Rp11 ribu per tablet. Sementara Eskayef membanderol Molnupiravir buatan mereka di angka 50 taka atau Rp8 ribu.
Terkait penggunaannya, seorang pasien Covid-19 perlu mengonsumsi delapan kapsul versi generik Molnupiravir per hari selama 5 hari untuk gejala-gejala ringan hingga sedang.
Uji klinis mengindikasikan pil Molnupiravir ini lebih efektif saat dikonsumsi di fase-fase awal infeksi Covid-19.
"Kami merasa obat ini dapat membantu mengeliminasi virus korona dari negara kami," ujar Kepala DGDA, Mayor Jenderal Md Mahbubur Rahman.
"Sejumlah perusahaan obat di Bangladesh mampu dengan cepat menghadirkan obat ini karena berhak mendapat 'pengecualian hak cipta' dalam status kami sebagai negara berkembang," sambungnya.
Pada 27 Oktober, Merck memberikan lisensi royalti gratis untuk pil Covid-19 buatan mereka kepada Medicines Patent Pool, sebuah organisasi nirlaba Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang perawatan dan teknologi medis.
Baca: Pemerintah Amankan Molnupiravir Sebelum Nataru
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News