"Sistem perawatan kesehatan Myanmar sempat berjuang menghadapi covid-19, bahkan sebelum kudeta militer menggulingkan Aung San Suu Kyi," kata salah seorang aktivis, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 2 Juli 2021.
Penduduk Mandalay, serta dua kabupaten di wilayah Bago, menyadari pembatasan baru yang melarang lebih dari satu orang meninggalkan rumah karena alasan non-medis.
Tidak ada batas waktu yang diberikan untuk aturan baru dari Kementerian Kesehatan dan Olahraga Dewan Administrasi Negara.
Meski demikian, mereka yang keluar rumah untuk melakukan pekerjaan pemerintah akan dikecualikan.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ingatkan Warga Myanmar Pakai Masker
Lebih dari dua juta orang di negara bagian Chin berada dalam penguncian sejak Mei lalu. Wilayah tersebut paling terkena dampak, terlebih mereka berbatasan langsung dengan India yang saat itu tengah mengalami lonjakan kasus yang sangat besar.
Pihak berwenang melaporkan, lebih dari 1.500 kasus baru covid-19 terdeteksi di Myanmar pada Kamis kemarin. Angka tersebut naik sekitar 100 per hari dari awal Juni.
Sebagian besar wilayah di negara itu mengalami penguncian tahun lalu, meskipun penegakkan sering lemah. Pasalnya, banyak warga yang bimbang mengambil pilihan antara mengikuti peraturan atau memberi makan keluarga mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News