"Hari ini ditandatangani perpanjangan MoU kerja sama maritim yang akan berlaku sampai 2026," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Selasa, 14 Desember 2021.
MoU yang ditandatangani mencakup kerja sama keamanan maritim, sumber daya kelautan, konservasi dan pengelolaan perikanan, serta keselamatan dan navigasi maritim. MoU ini dilakukan guna untuk memperkuat kerja sama di bidang keamanan.
"Karenanya, kita sepakat membentuk mekanisme dialog 2+2 Kemenlu dan Kementerian Pertahanan di tingkat pejabat senior," lanjut Menlu Retno.
Selain itu, AS juga komitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Retno mengatakan, kedua negara memiliki komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi.
Angka perdagangan kedua negara Januari-Oktober 2021 mencapai USD29,6 miliar yang mengalami kenaikan 33,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan di 2020, investasi AS di Indonesia mencapai USD749,7 juta.
Sementara itu, pada 2021 periode Januari-September 2021 sudah mencapai USD1,3 miliar yang berarti meningkat 73 persen walaupun masih dalam hitungan 9 bulan.
"Indonesia juga telah menyampaikan harapan kiranya fasilitas GSP tetap dapat diberikan oleh AS," tutur Menlu Retno.
Ia menambahkan, kesempatan investasi di Indonesia sangat terbuka lebar, baik di bidang kesehatan, digital dan transisi energi.
Menlu Retno juga menyampaikan, sebagai tindak lanjut dari Supply Chain Summit di Glasgow, Indonesia mengusulkan pembentukan Task Force on Supply Chain.
Di bidang pembangunan, Indonesia juga mengapresiasi komitmen Negeri Paman Sam dalam Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact-2 untuk proyek pembangunan berkelanjutan di Indonesia, yaitu pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, akses pendanaan serta kesetaraan gender, dan pendanaan bagi UMKM perempuan.
Baca: Menlu Blinken Paparkan 5 Fokus Utama AS dalam Indo-Pasifik
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News