Diplomat Indonesia gelar kuliah umum untuk perkuat ketahanan kesehatan kawasan Asia Pasifik. (Sesdilu 75)
Diplomat Indonesia gelar kuliah umum untuk perkuat ketahanan kesehatan kawasan Asia Pasifik. (Sesdilu 75)

Diplomat RI Gandeng Tiga Poltekkes Demi Perkuat Ketahanan Kawasan Asia Pasifik

Marcheilla Ariesta • 17 November 2023 16:37

Yogyakarta: Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-75 berhasil menjembatani kerja sama bidang tenaga kesehatan dan penguatan diplomasi kesehatan di Asia Pasifik dan Afrika. 

Sesdilu menggandeng Kementerian Kesehatan RI, Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) Kemenkeu RI, WHO Indonesia, dan Direktorat Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI) Kemenlu RI serta Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Semarang, Surakarta dan Yogyakarta.

Upaya penguatan kerja sama dilaksanakan melalui kegiatan Kuliah Umum bertajuk ‘Pentingnya Peran dan Kapasitas Tenaga Kesehatan dalam Penguatan Ketahanan Kesehatan di Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika’ yang digelar pada Kamis,16 November 2023 di Poltekkes Yogyakarta. 

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan asing dari Kamboja, Kenya, Nigeria, Papua Nugini serta Perwakilan RI terkait di Kabul, Nairobi, Phnom Penh, Port Moresby, Suva, Vientiane, dan Vanimo, serta civitas akademika Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, drg. Arianti Anaya, MKM, menyampaikan bahwa paska pandemi Covid-19, sistem kesehatan Indonesia harus dikembangkan lebih baik. 

Ia menyampaikan, ada enam prinsip utama pengembangan transformasi kesehatan di Indonesia, yaitu layanan primer, layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan dan teknologi kesehatan.

“Layanan primer dan layanan rujukan adalah menjadi fokus utama kami untuk dikembangkan di Indonesia, sebab kita masih menghadapi penyakit-penyakit kritis (stroke, kanker, penyakit jantung”, ungkap drg. Arianti dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id.

“Terkait dengan tenaga kerja kesehatan, Kemenkes RI menaruh perhatian pada tiga isu besar, yaitu kuantitas, kualitas, dan distribusi. Saat ini terdapat 38 Poltekkes di bawah Kemenkes RI,” tambahnya.

Sementara, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI, Mohammad Koba, menuturkan, pandemi Covid-19 telah menjadi pengalaman berharga bagi dunia. Untuk mengantisipasi hal serupa di masa depan, penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan negara selatan-selatan di bidang pendidikan tinggi dan tenaga kesehatan.

“Ini adalah kesempatan sangat baik bagi kita untuk mengkapitalisasi potensi dan peluang yang ada dalam pendidikan tinggi, tenaga kesehatan, dan Kerja Sama Selatan-Selatan untuk masa depan yang lebih baik”, ujar Koba. 

“Poltekkes dapat menjadi pelopor kerja sama konkret dengan tenaga kesehatan di berbagai negara Selatan-Selatan,” imbuhnya.

Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, Oos Fatimah Rosyati menjelaskan bahwa saat ini tenaga kesehatan memainkan peran penting di 194 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Untuk itu, Poltekkes Kemenkes berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas lulusannya agar berstandar internasional.

“Terdapat 38 Poltekkes di seluruh Indonesia dengan total 507 program studi yang terbagi menjadi 24 kluster ilmu pengetahuan kesehatan. Sementara, 23 Poltekkes Kemenkes telah menyelenggarakan kelas internasional” ungkap Oos.

Perwakilan WHO Indonesia, Prof. Roderick L. Salenga, menyampaikan bahwa, bahkan sebelum pandemi Covid-19, sudah terjadi kemunduran sistem kesehatan di seluruh dunia. Pandemi justru menjadi pengingat untuk meningkatkan upaya bersama dalam ketahanan kesehatan.

Sejak 2019, WHO memulai rencana strategis 5 tahunan dengan tema: the Triple Billion Targets yang mencakup 1 miliar orang dapat menikmati layanan kesehatan umum (universal health coverage); 1 miliar orang dapat memperoleh perlindungan dari situasi kesehatan yang bersifat emergency (health emergency protection); serta 1 miliar orang dengan kondisi kesehatan yang semakin baik (healthier population).

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Penyaluran Dana LDKPI, Yovan Rizaldy, menyampaikan bahwa sesuai visi LDKPI untuk menjadikan  institusi dana bantuan kerjasama internasional yang profesional, kredibel dan mandiri, LDKPI terus lakukan peningkatan jumlah pemberian hibah dari Rp29,41 miliar untuk tiga negara penerima menjadi  Rp47,5 miliar untuk 15 negara penerima pada tahun 2022. 

“Untuk tahun 2024, pemberian hibah pendidikan tenaga kesehatan akan diberikan kepada mahasiswa asing dari Afghanistan, Fiji, Kamboja,  Kenya, Laos, Nigeria dan Papua Nugini,” kata Yovan. 

Seluruh mahasiswa tersebut akan belajar di tiga Poltekkes Kemenkes, yaitu di Semarang, Surakarta dan Yogyakarta.

Senada dengan LDKPI, Wakil Direktorat Kerja Sama Pembangunan Internasional Kemenlu RI, Yomi Ayu Lestari mengatakan, Indonesia perlu untuk terus meningkatkan kerja sama negara Selatan-Selatan. Salah satu yang dapat dikembangkan adalah dalam bentuk kerja sama pendidikan tenaga kesehatan. 

“Sejak 1999, Indonesia telah menyediakan 30 program di sektor kesehatan yang telah memberikan manfaat kepada lebih dari 299 peserta dari 40 negara di kawasan Asia Pasifik, Afrika dan Timur Tengah” ucap Yomi.

Kuliah umum selanjutnya diisi oleh paparan dan diskusi interaktif mengenai peran dan kapasitas tenaga kesehatan dalam penguatan ketahanan kesehatan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Indonesia dapat menjadi salah satu leading actor di kawasan dalam mendidik dan menghasilkan tenaga kesehatan yang handal dan bertaraf internasional. 

Indonesia, dengan Poltekkes bertaraf internasional di Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta, memiliki kemampuan dan kapasitas untuk turut membangun tenaga kesehatan di kawasan.

Selain itu, RI berencana untuk memberikan beasiswa bagi calon tenaga kesehatan dari beberapa negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Ini merupakan salah satu wujud konkret Indonesia untuk mendukung ketahanan kesehatan di kawasan.

Kuliah umum menghasilkan Minutes of Meeting (MoM) yang ditandatangani oleh Direktur Poltekkes Yogyakarta dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemlu RI serta disaksikan oleh Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI. MoM mencakup rencana pemberian beasiswa tenaga kesehatan dari sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika di Poltekkes Kemenkes, termasuk di Yogyakarta.

Baca juga: Perjalanan Diplomasi Indonesia Tanpa Retorika Hasilkan Kepercayaan Internasional


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan