Dr Philips J. Vermonte, Senior Fellow from Centre for Strategic and International Studies dalam CIFP 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023. (YouTube/FPCI)
Dr Philips J. Vermonte, Senior Fellow from Centre for Strategic and International Studies dalam CIFP 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023. (YouTube/FPCI)

Jokowi Dinilai Lebih Fokus ke Isu Domestik untuk Perkuat Polugri RI

Willy Haryono • 02 Desember 2023 18:16
Jakarta: Sejak berkuasa di tahun 2014 hingga saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai lebih berfokus terhadap isu-isu domestik ketimbang urusan internasional. Jokowi disebut lebih memfokuskan perhatian kepada membangun kapabilitas material, termasuk pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur.
 
Demikian disampaikan Dr Philips J. Vermonte, Senior Fellow from Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dalam forum Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2023 di Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023.
 
"Tanpa kapabilitas material, menurut pemikiran Jokowi, Indonesia tidak akan bisa mengejar politik luar negeri karena (posisi Indonesia) tidak akan ada bobotnya," ucap Philips.

Selain itu, dinamika situasi nasional dan internasional turut berpengaruh kepada kebijakan Jokowi. Philips mengatakan ada dua peristiwa yang membuat Jokowi semakin menekankan pentingnya menangani isu domestik, yaitu meningkatnya konservatisme di tahun 2015-2016 dan kemunculan Covid-19 sejak awal 2020.
 
Pandemi Covid-19, kata Philips, telah memaksa semua negara di dunia termasuk Indonesia untuk lebih memikirkan masalah nasional ketimbang internasional.
 
Philips menuturkan, Jokowi mungkin sempat memiliki visi bahwa Indonesia akan menjadi negara yang sangat berkembang di akhir periode kepemimpinannya. Mungkin juga Jokowi kala itu masih menyeimbangkan mengenai perhatiannya atas isu domestik dan internasional.
 
"Namun karena kemunculan pandemi Covid-19 selama lebih kurang tiga tahun, hal tersebut memaksa Jokowi untuk menjadi lebih melihat ke dalam," sebut Philips.

Tujuan Domestik

Hal senada disampaikan Prof Poppy Sulistyaning Winanti, Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada yang turut mengikuti sesi di CIFP 2023, yang mengatakan bahwa Jokowi memang lebih memfokuskan perhatiannya ke isu-isu dalam negeri.
 
Ia mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jokowi kurang memiliki pengalaman seputar isu internasional di awal kepemimpinannya.
 
"Jokowi cenderung lebih melihat ke dalam, dan cenderung menekankan isu domestik ketimbang memposisikan Indonesia di kancah internasional," tutur Poppy.
 
Namun menurut Poppy, apa yang dilakukan Jokowi juga dilakukan pemimpin-pemimpin besar lain di dunia, seperti oleh presiden Amerika Serikat atau Tiongkok. Ia menegaskan bahwa politik luar negeri AS dan Tiongkok juga terpengaruh dari isu-isu domestiknya.
 
"Saat mengimplementasikan polugri Indonesia, Jokowi terlebih dahulu memenuhi tujuan-tujuan domestik, termasuk di bidang ekonomi," sebut Poppy.
 
"Di awal kepemimpinan, Jokowi berusaha membuka pasar Indonesia, memastikan akses internasional terhadap pasar dalam negeri, dan juga mengundang banyak investor untuk berinvestasi di Indonesia. Itu tujuan Jokowi," sambungnya.
 
Poppy mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan SBY, Jokowi tidak memiliki strategi besar untuk urusan internasional karena cenderung fokus dalam "memenuhi tujuan-tujuan domestik."
 
"Kemunculan Covid-19 juga memberi sedikit ruang bagi Jokowi untuk membuat manuver dalam isu-isu internasional," ucapnya.
 
Baca juga:  Polugri RI Didorong Harus Selaras dan Sejalan dengan Kepentingan Nasional

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan