"Tentu saja kami prihatin dengan situasi di Myanmar, dengan fakta bahwa 5 poin konsensus (5PC) harus didorong agar kami dapat menyatukan semua pihak," kata Enrique saat ditemui awak media di Jakarta, Selasa, 11 Juli 2023.
Ia mengatakan, situasi di Myanmar tentu mengkhawatirkan karena kekerasan dan masalah kemanusiaan yang terjadi.
"Namun, kita akan melihat bagaimana kelanjutannya karena ini masalah yang rumit," sambung dia.
Ia menegaskan, ASEAN sangat berkomitmen untuk 5PC. Terkait dengan dialog inklusif nasional di dalam Myanmar, Enrique mengatakan, ASEAN siap mencoba menyatukan mereka.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, dalam jumpa pers di Jakarta pada Jumat lalu mengatakan, pendekatan sudah dilakukan secara inklusif dan intensif.
Dua prinsip tersebut sengaja diutamakan guna membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, membangun jembatan untuk mempersempit perbedaan.
Kemudian mendorong de-eskalasi kekerasan, mendorong dialog inklusif, serta mengajak semua pihak untuk membantu dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan dengan prinsip "no-one left behind."
"Engagements bukan merupakan tujuan namun merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu dialog inklusif untuk mencapai perdamaian yang durable. Oleh karena itu, engagements ini merupakan building block yang pertama," ucap Menlu Retno.
Ia mengatakan, pendekatan ini bukan tujuan saja, namun merupakan alat untuk mencapai tujuan dialog inklusif yang berakhir dengan perdamaian tahan lama.
"Oleh karena itu, engagement ini merupakan building block yang pertama," lanjut Menlu Retno Setelah ini, Myanmar akan didorong untuk melakukan dialog antarpihak yang menuju dialog inklusif nasional.
"Dialog menjadi satu-satunya jalan (menuju perdamaian)," pungkas Menlu Retno.
Baca juga: Ketua ASEAN: Myanmar Harus Hentikan Kekerasan, Tanpa itu Tak Ada Perdamaian
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News