Ratusan warga Malaysia menggelar aksi protes menentang PM Muhyiddin Yassin di Kuala Lumpur, 31 Juli 2021. (Arif KARTONO / AFP)
Ratusan warga Malaysia menggelar aksi protes menentang PM Muhyiddin Yassin di Kuala Lumpur, 31 Juli 2021. (Arif KARTONO / AFP)

Turun ke Jalan, Ratusan Warga Malaysia Desak Mundur PM Muhyiddin

Willy Haryono • 01 Agustus 2021 09:59
Kuala Lumpur: Ratusan warga Malaysia menggelar aksi protes anti-pemerintah di jalanan ibu kota Kuala Lumpur dalam mendesak mundur Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, Sabtu, 31 Juli. Unjuk rasa tetap digelar di tengah larangan menggelar perkumpulan massa selama pembatasan Covid-19.
 
PM Muhyiddin telah menerima restu kerajaan untuk mengimplementasikan status darurat selama enam bulan, yang memungkinkan dirinya membekukan parlemen dan memimpin lewat dekrit sejak beberapa bulan lalu.
 
Baca:  Cabut Status Darurat Tak Lapor Raja, PM Malaysia Beri Pembelaan

Demonstrasi pada Sabtu kemarin di Kuala Lumpur merupakan aksi yang diikuti cukup banyak warga dalam menentang kebijakan PM Muhyiddin selama pandemi Covid-19.
 
Pihak koordinator aksi menyebutkan ada sekitar 1.000 orang yang ikut turun ke jalan. Namun menurut versi kepolisian, angkanya berkisar 400.
 
Sebagian besar pedemo adalah anak muda, yang terlihat memakai masker dan juga menjaga jarak sosial (social distancing). Banyak dari mereka memakai pakaian hitam dan membawa spanduk anti-pemerintah.
 
"Kami berjuan karena masyarakat begitu menderita, sementara pemerintah hanya sibuk bermain politik," ucap seorang pedemo bernama Karmun Loh kepada kantor berita AFP.
 
"Pemerintahan ini melumpuhkan perekonomian dan juga menghancurkan demokrasi negara," sambungnya.
 
Demonstran lainnya, Shaq Koyok, menilai Muhyiddin Yassin sebagai "seorang perdana menteri yang buruk" sehingga harus "mundur sekarang juga."
 
Polisi dalam jumlah yang cukup signifikan mengawal jalannya aksi protes. Secara umum, unjuk rasa menentang PM Muhyiddin berlangsung damai.
 
Muhyiddin Yassin menjadi PM Malaysia pada Maret 2020 dengan membentuk sebuah koalisi bersama oposisi usai tumbangnya pemerintahan terdahulu. Namun saat ini pemerintahan di bawah pria 74 tahun itu berada di ujung tanduk setelah sejumlah sekutunya menarik dukungan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan