Sekelompok aktivis melakukan protes menentang kudeta militer Myanmar. Foto: AFP
Sekelompok aktivis melakukan protes menentang kudeta militer Myanmar. Foto: AFP

Unjuk Rasa Warga Myanmar Menentang Kudeta, Tiga Orang Ditangkap

Fajar Nugraha • 04 Februari 2021 15:09
Mandalay: Sekelompok pengunjuk rasa melambaikan spanduk dan meneriakkan slogan antikudeta di Kota Mandalay, Myanmar pada Kamis. Pihak keamanan segera mengambil tindakan dan menangkap tiga orang.
 
Baca: Warga Myanmar Kecam Kudeta Militer dengan Panci dan Wajan.
 
Sekitar 20 orang mengikuti protes jalanan pertama menentang pengambilalihan tentara pada Senin 1 Februari lalu. Video dari media sosial menunjukkan mereka meneriakkan suara-suara antimiliter.

“Video di Facebook menunjukkan sekitar 20 orang di luar Universitas Kedokteran Mandalay. Satu spanduk bertuliskan ‘Rakyat memprotes kudeta militer’,” sebut laporan dari AFP, Kamis 4 Februari 2021.
 
"Pemimpin kami yang ditangkap, lepaskan sekarang, lepaskan sekarang," teriak para pengunjuk rasa.
 
Tentara Myanmar merebut kekuasaan pada Senin, menggulingkan pemimpin terpilih yang populer Aung San Suu Kyi. Suu Kyi kini ditahan dan sekarang menghadapi kemungkinan dakwaan atas pelanggaran impor atas dugaan kepemilikan enam walkie-talkie yang tidak sah.
 
Baca: Polisi Tuntut Aung San Suu Kyi Atas Pelanggaran Impor Walkie-Talkie.
 
Junta Myanmar sebelumnya memiliki sejarah kekerasan berdarah terhadap protes jalanan. Jika terjadi bentrok, dikhawatirkan bisa membuat menyulut konflik Myanmar lebih besar.
 
“Setidaknya tiga penangkapan dilakukan di Myanmar setelah protes pada Kamis di kota terbesar kedua Mandalay terhadap kudeta minggu ini,” kata kelompok aktivis.
 
Demonstrasi tersebut adalah protes jalanan pertama yang menentang pengambilalihan tentara minggu ini yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Penangkapan tersebut dikonfirmasi oleh aktivis mahasiswa dari tiga kelompok yang berbasis di Mandalay dan Yangon.
 
Sebelumnya polisi tampak mengawal kepala biara Buddha Myawaddy, Mingyi Sayadaw, di kompleks pengadilan di Mandalay, Myanmar, Rabu 3 Februari 2021. Ia ditahan karena dikenal sebagai pengkritik militer.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan