Menlu Retno Marsudi bersama tiga menlu perempuan lainnya dari negara-negara Pasifik bertemu secara virtual pada Selasa, 8 Februari 2022. (Kemenlu RI)
Menlu Retno Marsudi bersama tiga menlu perempuan lainnya dari negara-negara Pasifik bertemu secara virtual pada Selasa, 8 Februari 2022. (Kemenlu RI)

Bersama Para Menlu Perempuan Pasifik, Retno Marsudi Bahas Pandemi Hingga Ekonomi

Willy Haryono • 08 Februari 2022 20:03
Jakarta: Hari ini, Selasa, 8 Februari 2022, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melangsungkan pertemuan virtual dengan para Menlu perempuan dari negara-negara Asia Pasifik, yaitu Australia (Marise Payne), Selandia Baru (Nanaia Mahuta), dan Timor Leste (Adaljiza Magno).
 
Dalam pertemuan perdana ini, telah diangkat 4 isu utama, yaitu penanggulangan pandemi Covid-19, penguatan peran perempuan di sektor ekonomi, perkembangan geo-strategis, dan kerja sama terkait agenda Women, Peace, and Security (WPS).
 
Terkait pandemi Covid-19, Menlu Retno menegaskan bahwa tingkat vaksinasi sampai sekarang masih belum merata. Di saat dunia harus menghadapi penyebaran varian Covid-19 Omicron, isu kesetaraan akses vaksin bagi semua negara menjadi semakin penting artinya, termasuk di negara-negara Pasifik.

Sebagai salah satu Co-Chair Covax AMC-EG, Menlu Retno kembali menyerukan pentingnya dukungan seluruh negara terhadap Covax untuk mendorong vaksinasi di negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah.  Hingga saat ini, Covax telah mendistribusikan lebih dari 1 miliar dosis vaksin Covid-19 ke 144 negara dan wilayah di dunia, termasuk di Pasifik.
 
Dukungan bagi pengumpulan sumber daya diperlukan guna menunjnag program Covax tahun 2022.
 
Terkait penguatan peran perempuan di ekonomi, Menlu Retno menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemulihan ekonomi pascapandemi. Hal ini dilakukan melalui pengembangan kapasitas, digitalisasi, inklusi dan iterasi keuangan, serta akses terhadap modal.
 
"Upaya bersama harus dilakukan untuk membantu UMKM yang menjadi wadah ekonomi mayoritas perempuan, termasuk melali penyediaan bantuan finansial melalui pinjaman dan kredit mikro," katanya, dalam keterangan di situs Kemenlu RI.
 
Mengenai perkembangan strategis di kawasan, Menlu Retno mendorong peran aktif negara-negara Pasifik untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan damai dan sejahtera, antara lain melalui kerja sama di bawah kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
 
Terdapat empat area kerja sama prioritas dalam kerangka AOIP, yaitu maritim, konektivitas, SDGs, dan kerja sama ekonomi. Semua sejalan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mayoritas negara Pasifik.
 
"Saya yakin upaya kita untuk berkontribusi terhadap kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara di kawasan," ujar Menlu Retno.
 
Terakhir, menyangkut isu WPS, Menlu Retno menegaskan pentingnya mendorong peran perempuan dalam proses perdamaian sehingga perdamaian dapat lebih lestari.
 
Ia menyampaikan beberapa inisiatif yang dilakukan Indonesia untuk isu WPS, antara lain melalui pembentukan South East Asia Women Negotiators and Mediators Network, dan inisiasi Indonesia melalui lahirnya Resolusi 2538 mengenai Perempuan dalam Misi Perdamaian.
 
Para Menlu yang hadir menyambut baik kemungkinan peningkatan kerja sama dalam isu WPS, melalui forum atau dialog di tingkat kawasan.
 
Pertemuan Pertama Menlu-Menlu Perempuan Kawasan Pasifik ini diharapkan dapat menjadi forum baik untuk berbagi best practices dan success story di antara masyarakat dan komunitas di Pasifik.
 
Para Menlu Kawasan Pasifik berkomitmen melakukan komunikasi dan koordinasi secara reguler, dengan tujuan menciptakan program-program konkret, baik melalui mekanisme bilateral maupun multilateral, guna mendorong proses pemulihan bersama pascapandemi.
 
Baca:  Lewat COVAX, Menlu Retno Ajak Dunia Berinvestasi untuk Solidaritas Vaksin
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan