Mengenai tantangan eksternal, Jokowi mengatakan bahwa ASEAN harus mampu menavigasi rivalitas kekuatan besar yang semakin menajam.
"Sementara internal, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN harus tetap relevan, menjaga kepatuhan piagam ASEAN, dan mengatasi krisis di Myanmar," ucap Menlu Retno Marsudi dalam keterangan video kepada awak media.
"Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, kesatuan dan sentralitas ASEAN adalah kunci. Kesatuan dan sentralitas ini harus dimaknai secara konkret, dan bukan semata-mata menjadi mantra kosong," sambungnya.
Menlu Retno juga menyampaikan kembali tiga poin yang disampaikan Presiden Jokowi mengenai sentralitas ASEAN. Pertama, Piagam ASEAN harus dapat dijalankan secara seutuhnya tanpa tebang pilih.
Kedua, kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN harus diperkuat. Time frame penguatan ini harus dilakukan untuk jangka panjang, yaitu 20 tahun ke depan. Jokowi menginginkan ASEAN di tahun 2045 menjadi lembaga yang lebih adaptif, responsif dan berdaya saing.
"Ketiga, peran ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang tangguh harus diperkuat. ASEAN harus membangun ketahanan pangan dan energi, kemandirian kesehatan dan stabilitas keuangan kawasan," sebut Menlu Retno.
"ASEAN harus jadi agenda setter dalam memajukan prioritas-prioritas tersebut," ungkapnya.
Baca: Presiden Tegaskan ASEAN Harus Mampu Navigasi Menajamnya Rivalitas Kekuatan Besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News