Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar yang turut hadir dalam kegiatan meyakini hubungan ekonomi Indonesia dan AS akan semakin menguat.
"Indonesia telah menyelesaikan proses review GSP dan berharap adanya tanggapan positif dari Pemerintah dalam waktu dekat. Indonesia juga telah mengesahkan UU Cipta Kerja yang merupakan amandemen dari 79 UU yang sudah ada di Indonesia," ujar Mahendra.
"UU Cipta Kerja adalah upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi nasional dan memperbaiki iklim bisnis melalui penyederhanaan prosedur investasi, mengatasi inkonsistensi aturan, dan memberikan kepastian hukum," sambungnya, dalam keterangan di situs Kemenlu RI.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia dan AS menghadapi situasi perdagangan yang unik selama pandemi virus korona (covid-19). Meskipun berada dalam situasi pandemi, perdagangan Indonesia ke AS tercatat bertumbuh 7,7 persen di kuartal pertama 2020.
"Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Indonesia memiliki potensi yang tinggi untuk masuk ke pasar AS," ucap Dubes Lutfi.
Saat ini, Kemenlu, Kemendag dan beberapa kementrian teknis di bawah koordinasi kemenko bidang perekonomian, juga sedang melakukan kajian bersama mengenai pembentukan Indonesia-US Limited Trade Deal. Tujuannya, untuk lebih mendorong lagi perdagangan kedua negara.
AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Total nilai perdagangan bilateral antar kedua negara mencapai USD27,1 miliar pada 2019, dengan nilai ekspor Indonesia ke AS sebesar USD17,8 miliar, dan nilai impor USD9,3 miliar. Perdagangan RI-AS juga mencatat surplus dalam 5 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News