Dilansir dari Xinhua, Topan Rai berimbas kepada lebih dari 4,2 juta warga di 11 wilayah pusat dan selatan Filipina, begitu juga dengan beberapa bagian pulau Luzon.
Disebut-sebut sebagai yang terkuat tahun ini, Topan Rai memaksa banyak warga Filipina menghabiskan musim liburan Natal di tempat-tempat pengungsian.
Baca: Korban Topan Rai Filipina Rayakan Natal dengan Penuh Keprihatinan
Menurut NDRRMC, hampir 315 ribu dari 570 ribu warga terdampak Topan Rai saat ini tinggal di 1.179 pusat evakuasi. Topan Rai diestimasi telah merusak lebih dari 500 ribu rumah. Sementara dampak kerusakan Topan Rai terhadap bidang pertanian dan infrastruktur telah mencapai kisaran USD440 juta.
Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan bahwa Topan Rai telah merusak 141 fasilitas medis, termasuk rumah sakit, di lima wilayah.
Departemen Kesehatan Filipina (DOH) tengah mengawasi ketat pasokan makanan dan penyebaran penyakit menular di area-area terdampak Topan Rai. Sejumlah korban yang terinfeksi penyakit seperti diare akut telah dibawa ke rumah sakit.
Vergeire meminta para pengungsi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan demi terhindar dari beragam penyakit, termasuk Covid-19. Di sejumlah pusat pengungsian, terdapat ruangan terpisah bagi kelompok rentan atau orang lanjut usia.
Ia mengatakan bahwa Topan Rai juga telah menghambat operasional 62 laboratorium tes Covid-19 dan merusak ribuan dosis vaksin karena terputusnya aliran listrik.
Pemerintah Filipina terus menyalurkan bantuan ke area-area terdampak Topan Rai. Bantuan yang disalurkan berupa makanan dan air minum, dan juga pasokan material untuk memperbaiki berbagai ruas jalan, jaringan telekomunikasi dan perumahan.
Tiongkok telah menawarkan bantuan darurat berupa paket makanan, beras, dan uang tunai kepada Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News