Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Jakarta, Rabu, 13 September 2023. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva saat berbicara kepada awak media di kediamannya di Jakarta, Rabu, 13 September 2023. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)

Krisis Pangan Dunia Memburuk, Dubes Rusia: Bukan Salah Kami!

Marcheilla Ariesta • 13 September 2023 14:26
Jakarta: Masalah rantai pasok makanan sebagai bagian dari krisis pangan global memburuk sejak terjadinya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Rusia dan Ukraina berusaha menyelesaikan masalah ini dengan menyepakati perjanjian biji-bijian Laut Hitam, namun belakangan belum lagi diperpanjang karena penolakan dari Moskow.
 
Merespons hal ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Rusia bersedia memenuhi permintaan (perpanjangan perjanjian) asalkan Uni Eropa terlebih dahulu menepati janji.
 
"Mereka (Uni Eropa) mengatakan Rusia telah menggunakan pangan sebagai instrumen dan sebagainya," kata Dubes Lyudmila, mengacu pada tuduhan Uni Eropa yang menyebut Rusia menggunakan biji-bijian untuk membuat Ukraina dan sekutunya menyerah dalam perang.

Namun, kata Dubes Lyudmila, impor biji-bijian di Uni Eropa sepanjang 2022 meningkat hingga 106 persen dibanding tahun sebelumnya.
 
"Jika dilihat dari data ini, Uni Eropa terus secara aktif mengikat biji-bijian di pasar luar negeri. Mereka membeli banyak untuk diri mereka sendiri, tapi tidak menjualnya dalam dimensi yang sama," ungkap Dubes Lyudmila dalam keterangan kepada awak media di Jakarta, Rabu, 13 September 2023.

Instrumen Perang

"Jadi, ini salah satu faktor meningkatnya krisis pangan dan akses biji-bijian di negara yang membutuhkan," lanjut dia, seraya menambahkan perang Rusia dan Ukraina tidak berpengaruh pada krisis pangan dunia.
 
Menurutnya, jelas sekali Uni Eropa mencadangkan biji-bijian untuk mereka sendiri, dan malah menggunakan narasi menyudutkan Rusia dengan menuduh Moskow menggunakan makanan sebagai instrumen perang.
 
"Kami akan siap untuk melanjutkan partisipasi. Karena sejauh ini, kami benar-benar memenuhi seluruh komitmen," tegas Dubes Lyudmila. Namun, sejauh ini Rusia hanya mendengar janji Uni Eropa dan negara Barat yang dianggap tidak pernah dipenuhi.
 
Negara Barat, terang Lyudmila, berjanji untuk memfasilitasi ekspor produk makanan, pertanian dan pupuk Rusia. Namun, hal tersebut tidak pernah dipenuhi.
 
"Jadi, (krisis pangan) bukan salah kami. Kami menunggu janji dari pihak Barat untuk benar-benar dilaksanakan," pungkasnya.
 
Baca juga:  Serangan Rusia di Ukraina Membuat Harga Biji-bijian Global Melambung
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan