Pemerintah Indonesia juga sedang mempersiapkan proses evakuasi. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha menyampaikan, proses untuk melakukan evakuasi sedang dalam tahap persiapan.
"Pemerintah sedang terus bekerja sama mempersiapkan evakuasi," kata Judha kepada Medcom.id, Minggu, 23 April 2023.
Ia mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan PBB dan beberapa misi asing di Sudan untuk proses evakuasi ini. Ia belum dapat menyampaikan waktu evakuasi dan jalur apa yang akan dilewati karena koordinasi masih berlangsung.
Baca juga: Saking Ngerinya Pertempuran Sudan, 15 WNI Diamankan ke Safe House
"Yang pasti Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan evakuasi ini. Mohon doanya (agar evakuasi lancar)," sambungnya.
Sehari sebelum Idulfitri, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, pemerintah tengah mengatur upaya evakuasi terhadap WNI di Sudan.
“Upaya ini juga beberapa kali mengalami tantangan. Upaya ini juga beberapa kali mengalami tantangan, sekali lagi karena pertempuran antara para pihak yang bertikai masih terus berlangsung,” ujar Menlu Retno dalam keterangan pers virtual.
“Beberapa kali Wisma Indonesia dan KBRI juga terimbas oleh terus berlangsungnya pertempuran. Alhamdulillah, semua WNI dan staf KBRI dalam keadaan selamat,” imbuh Menlu.
Akan mengevakuasi seluruh WNI di Sudan
Jumlah WNI yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dan bertempat tinggal di Khartoum. Sejak awal terjadinya konflik bersenjata, KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan para WNI.
Judha mengatakan, pemerintah akan berusaha mengevakuasi seluruh WNI di semua titik di Sudan.
Guna mempersiapkan evakuasi, Menlu Retno pun telah telah memimpin langsung rapat koordinasi persiapan evakuasi dengan lima perwakilan Indonesia di luar negeri, yaitu KBRI Khartoum, Kairo (Mesir), Riyadh (Arab Saudi), Addis Ababa (Ethiopia), dan KJRI Jeddah.
Koordinasi pada tingkat teknis atau working level akan terus dilakukan. Menlu pun mengingatkan jeda kemanusiaan akan menjadi kunci bagi pelaksanaan evakuasi dan keberlanjutan bantuan kemanusiaan.
“Sementara itu, kami menghimbau agar para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga semaksimal mungkin untuk memberikan pelindungan kepada warga negara kita yang berada di Sudan,” tegas Menlu Retno.
Militer Sudan setuju untuk membantu mengevakuasi warga asing, ketika tembakan dan serangan udara bergema di Khartoum. Pernyataan yang mengutip panglima militer Abdel Fatteh al-Burhan, datang setelah janji pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) saingannya, Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, yang membuka bandara untuk evakuasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News