Petugas mencari korban tewas dan selamat di lokasi tanah longsor di area perkemahan ilegal di Selangor, Malaysia, 17 Desember 2022. (Arif Kartono / AFP)
Petugas mencari korban tewas dan selamat di lokasi tanah longsor di area perkemahan ilegal di Selangor, Malaysia, 17 Desember 2022. (Arif Kartono / AFP)

Korban Longsor Selangor Malaysia 24 Orang, 9 Masih Hilang

Willy Haryono • 18 Desember 2022 08:19
Selangor: Petugas penyelamat menelusuri medan berlumpur untuk mencari korban tewas dan selamat di lokasi tanah longsor di area perkemahan ilegal di Selangor, Malaysia. Hingga Sabtu kemarin, 17 Desember 2022, jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 24 orang, termasuk tujuh anak-anak.
 
Mengutip dari rfi.fr, sembilan orang masih dinyatakan hilang, setelah tanah longsor melanda area pertanian organik dekat kota Batang Kali pada Jumat kemarin.
 
Direktur pemadam kebakaran dan penyelamatan negara bagian Selangor, Norazam Khamis, mengatakan bahwa peluang menemukan korban selamat di balik lumpur dan puing-puing menjadi semakin "kecil."

Sejumlah pejabat setempat mengatakan, longsor melanda area perkemahan di saat lebih dari 90 orang sedang tertidur nyenyak. Sebanyak 61 orang telah ditemukan dalam kondisi selamat atau sudah diselamatkan.
 
Dua korban, diyakini sebagai ibu dan anak, ditemukan dalam kondisi berpelukan terkubur di bawah tanah, kata Norazam kepada awak wartawan.
 
Peternakan organik dekat Batang Kali tidak memiliki izin untuk dijadikan tempat perkemahan, dan operatornya akan dihukum jika terbukti melanggar hukum, kata pihak berwenang.
 
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah mengunjungi daerah itu pada Jumat malam, dan mengatakan bahwa bantuan keuangan akan diberikan kepada keluarga korban tewas dan luka.
 
Menteri negara bagian Selangor, Amirudin Shari, menuliska via Twitter bahwa semua tempat piknik dan berkemah di seantero negara bagian akan ditutup selama seminggu.
 
Tanah longsor sering terjadi di Malaysia setelah hujan deras, yang biasanya terjadi pada akhir tahun. Namun, tidak ada hujan deras yang tercatat di daerah dekat Batang Kali pada malam sebelum bencana.
 
Nor Shahidah Mohd Nazer, seorang ahli geologi dari Universitas Nasional Malaysia, menggambarkan tanah longsor terbaru ini sebagai bencana dalam skala yang "belum pernah terjadi sebelumnya" -- melibatkan lereng yang lebih landai dan tidak terjadi setelah hujan deras.
 
Ia mengatakan lereng itu mungkin sebagiannya dipengaruhi hujan monsun dari beberapa hari, atau bahkan beberapa pekan, sebelumnya.
 
"Karena massa tanah awalnya basah dan jenuh, teksturnya menjadi semi-cair," kata Nor Shahidah kepada AFP.
 
Maret lalu, empat orang tewas setelah tanah longsor besar yang dipicu hujan deras mengubur rumah warga di pinggiran Kuala Lumpur.
 
Dalam salah satu insiden paling mematikan, tanah longsor besar di tahun 1993 yang disebabkan hujan deras lebat menyebabkan bangunan tempat tinggal 12 lantai di luar ibu kota Malaysia runtuh, menewaskan 48 orang.
 
Baca: Korban Longsor Malaysia Naik Jadi 21 Orang, Upaya Penyelamatan Berlanjut
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan