Para pendukung berdemo di dalam taman yang sebenarnya ditutup untuk mencegah penularan virus korona (covid-19).
Beberapa koordinator aksi dengan lantang menyuarakan dukungan atas pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah sipil ke militer. Pada Senin lalu, pemerintahan sipil dikudeta, pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi ditahan oleh militer.
Para pendukung mengatakan mereka akan menolak segala interfensi dari negara lain. Serta akan terus mendukung pemerintahan yang dibentuk Tatmadaw.
Penduduk dari Hmawbi, Taikkyi, Hlegu, Mingalardon, dan Insein berbondong-bondong datang untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu. Mereka menggunakan ratusan kendaraan yang menyebabkan macet di depan alun-alun.
Baca juga: Unjuk Rasa Warga Myanmar Menentang Kudeta, Tiga Orang Ditangkap
Asosiasi Pemuda Buddha (YMBA) bahkan berjanji dalam pernyataannya untuk mendukung pemerintahan yang dibentuk Tatmadaw.
"Kami akan berdiri bersama Tatmadaw dalam mempertahankan agama dan pendidikan, serta menerima pemerintahan baru yang dibentuk," kata mereka, dikutip dari Myanmar Times, Kamis, 4 Februari 2021.
YMBA memang sangat dekat dengan Tatmadaw. Mereka bahkan menganugerahi kepala militer Myanmar, Min Aung Hlaing dengan gelar terhormat berturut-turut pada Oktober 2019 dan Februari 2020.
YMBA yang berusia 113 tahun ini membantu Myanmar meraih kemerdekaan melawan peraturan Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News