Acara virtual 50 tahun Center of Strategic and International Studies (CSIS), Selasa, 14 September 2021. (CSIS)
Acara virtual 50 tahun Center of Strategic and International Studies (CSIS), Selasa, 14 September 2021. (CSIS)

ASEAN Didorong Lebih Manfaatkan Institusi yang Ada untuk Kemajuan Kawasan

Marcheilla Ariesta • 14 September 2021 16:02
Jakarta: Selama 50 tahun kontribusi ASEAN tidak bisa dianggap remeh karena merubah kondisi perekonomian di kawasan. Meski demikian, ASEAN masih harus terus bekerja keras agar semua kontribusi yang dicapai bisa diperkuat.
 
Mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, selalu ada ruang dan peluang untuk memperbaiki ASEAN. Namun, kesemuanya harus relevan.
 
"Semuanya harus didasarkan pada definisi permasalahan yang jelas ada, jangan mau menang sendiri, karena itu bukan semangat dari organisasi kawasan," tutur Marty dalam acara virtual 50 tahun Center of Strategic and International Studies (CSIS), Selasa, 14 September 2021.

Marty menjelaskan, ini yang membedakan kepemimpinan Indonesia di kawasan. Menurut Marty, Indonesia selalu diminta untuk terlibat dan menunjukkan kepemimpinannya.
 
Tapi, kata Marty, kebutuhan kawasan akan kepemimpinan Indonesia di ASEAN jangan menjadikan RI 'sombong' atau 'mewah diri'. Menurutnya, saat ini pemanfaatan institusi lembaga yang ada di kawasan harus dijalankan.
 
Menurut Marty, beberapa institusi/lembaga di ASEAN, seperti Badan HAM ASEAN (AICHR), badan ASEAN yang mengurusi perempuan dan anak, kurang dimanfaatkan dengan baik. Menurutnya, lembaga-lembaga buatan ASEAN ini yang harus dimanfaatkan, bukan Piagam ASEAN direvisi.
 
"Bukan Piagamnya yang perlu diobrak-abrik, tapi lembaga ini sudah dimanfaatkan belum? Saya khawatir jika Piagam dibuka lagi saat ini, tidak ada jaminan untuk membaik, tapi yang saya lihat adalah kemunduran," terangnya.
 
Baca:  Sentralitas dan Persatuan Menjadi Tantangan Besar ASEAN
 
Pernyataan Marty tersebut membantah komentar dari peneliti senior CSIS, Rizal Sukma. Menurutnya, ASEAN saat ini seperti 'mandek' saja. Karenanya ia menyerukan revisi Piagam ASEAN.
 
Untuk melakukan revisi ini, Indonesia dapat mewujudkannya saat kepemimpinan di ASEAN pada 2023 mendatang. Menurutnya, lewat revisi Piagam ASEAN, kepemimpinan Indonesia di kawasan bisa diingat untuk membuat organisasi kawasan tersebut membaik.
 
Namun, menurut Marty, pembongkaran kembali Piagam ASEAN bisa saja membawa kemunduran. "Kemampuan Indonesia untuk membawa ASEAN lebih baik, bukan dari membongkar yang sudah ada, tapi memperbaiki dan menggunakan institusi lembaga kawasan yang ada," tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan