Dilansir dari The Straits Times, Jumat, 24 Desember 2021, sebanyak 120 petugas dan personel dikirim, setelah tujuh kasus penjarahan dan pencurian dilaporkan di Selangor. Empat kasus di Shah Alam, dua di Klang Utara, dan satu di Klang Selatan.
“Kami menyadari ada pihak yang memanfaatkan banjir dengan cara menjarah dan mencuri. Tim akan memastikan tindakan seperti itu tidak terjadi lagi,” kata inspektur berusia 60 tahun itu dalam konferensi pers di pusat operasi banjir di Taman Sri Muda pada Kamis.
Baca: Pemerintah Lambat Tangani Banjir, Warga Malaysia Bersatu Beri Bantuan.
Beberapa klip video diketahui telah viral, menunjukkan orang-orang menjarah toko kelontong. Seorang pengemudi truk derek telah ditangkap, karena dicurigai mencoba mencuri kendaraan.
Sani berpesan kepada masyarakat yang tidak memiliki makanan atau kebutuhan untuk pergi ke posko penanganan banjir di wilayahnya.
“Pusat-pusat operasi itu memiliki makanan dan persediaan yang cukup. Korban banjir, baik warga Malaysia atau asing, dapat mengambil apa yang mereka butuhkan,” jelas Sani.
Sani mengatakan, penyelidikan akan dilakukan atas dugaan bahwa hotline Layanan Tanggap Darurat Malaysia (MERS 999) tidak dapat dihubungi selama banjir.
“Hotline itu seharusnya dapat diakses setiap saat,” ungkap Sani.
Selain itu Sani menambahkan, sebanyak 68.341 korban banjir telah ditempatkan di 396 pusat bantuan sementara. Tujuh negara bagian dan wilayah dilanda banjir, termasuk Pahang, Kuala Lumpur, Selangor, Negeri Sembilan, Melaka, dan Kelantan yang dicakup oleh 30 distrik polisi.
“Total 37 kematian tercatat sementara 10 lainnya masih hilang,” tambah Sani.
Tentang dugaan perbedaan statistik kematian antar instansi, Sani menjelaskan statistik polisi didasarkan pada laporan, dimana setiap kematian harus dilaporkan sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Ia juga mengatakan, Departemen Drainase dan Irigasi Malaysia (JPS) telah menandai 23 lokasi di mana sungai berada pada tingkat berbahaya atau peringatan telah dikeluarkan. Sebanyak 66.015 personel dari berbagai instansi telah dikerahkan di wilayah yang dilanda banjir.
“Lebih dari 1.600 perahu telah dikerahkan untuk misi penyelamatan dan mengirim pasokan kepada para korban. Lebih banyak aset akan dikerahkan ketika dibutuhkan,” tutur Sani.
Sani pun mengakui, koordinasi antar instansi untuk membantu korban seharusnya sudah lebih baik saat banjir mulai Sabtu lalu. Saat itu, air berada pada tingkat yang berbahaya dan kami menemukan bahwa korban tinggal di rumah dan apartemen berlantai satu atau dua.
Relokasi korban di negara bagian lain dinilai lebih mudah dibandingkan dengan Shah Alam. Hal tersebut dikarenakan kepadatan penduduk.
“Pada tahap awal, kami terlihat lambat (dalam merespons), namun keadaan membaik segera setelah itu dan kami telah bekerja untuk memastikan bahwa semua korban diselamatkan dan bantuan makanan dikirim,” pungkasnya. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id