Berangkat pukul 07.30 waktu setempat, para anggota mengenakan kain khas Timor Leste untuk beribadah.
Gereja Hosana merupakan gereja Kristen Protestan pertama di Dili, ibu kota dari Timor Leste. Gereja tersebut dibangun pada 1 Desember 1979 dan diresmikan setahun setelahnya.
Dalam kegiatan di Dili, baik Ustazah Nurhayati Marman (Circle Islam) dari Indonesia, maupun Rabbi Sheryl Nosan (Circle Yahudi) dari Australia, sama-sama menggunakan pakaian kain khas Timor Leste. Keduanya menemani Pendeta Juliana Temparaja (Circle Kristen) dari Timor Leste.
Ketiga perwakilan Circle disambut hangat para jemaat gereja. Usai khotbah, ketiganya diminta maju dan memperkenalkan diri serta menjelaskan program yang sedang mereka jalani.
"Saya bangga dapat membawa saudari saya, Ustazah Nur dan Rabbi Sheryl ikut di sini, beribadah bersama dengan saya dan Anda semua di sini, di gereja kita ini," kata Pendeta Juliana, Minggu, 19 Mei 2024.
"Tujuan kedatangan kami adalah menunjukkan perdamaian satu sama lain. Kami berbeda-beda suku, agama dan negara, tapi kami tetap hidup rukun bersama, menjadi satu keluarga," lanjut dia.
Ustazah Nurhayati dalam perkenalan dirinya mengatakan, "Islam tidak mengajarkan kebencian, dan kami, umat Islam tidak membenci umat Kristen. Kita harus hidup berdampingan satu dengan yang lain," ucapnya.
Pendeta Moses da Silva selaku pemimpin khotbah mengucapkan selamat datang kepada ketiga anggota Circle 7. Ia setuju bahwa kerukunan umat beragama sangat diperlukan demi perdamaian dunia.
Ketiga anggota juga memberikan puji-pujian dengan lagu berjudul ‘Ku Bawa Berita Sejahtera’ dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Arab dan Ibrani. Ibadah di gereja Protestan di Dili dilakukan dengan Bahasa Tetun dan Bahasa Indonesia.
Hari Minggu kemarin adalah hari terakhir ketiganya berada di Dili bersama komunitas Kristen. Ketiganya akan melanjutkan perjalanan ke Perth, Australia, untuk hidup bersama selama sepekan di komunitas Yahudi.
Medcom.id berkesempatan mengikuti perjalanan ketiganya mulai dari Bogor, Indonesia sejak 7 Mei lalu, hingga ke Perth, Australia.
Baca juga: Ramos Horta: Indonesia Contoh Tepat Toleransi dalam Keberagaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News