"Indonesia, negara kepulauan terbesar ini, memang cocok sekali menjadi role model untuk persatuan dalam keberagaman, untuk toleransi," kata Ramos Horta saat dikunjungi anggota circle 7 1000 Abrahamic Circles Project di kantornya, Dili, Timor Leste, Jumat, 17 Mei 2024.
Ia menambahkan, Indonesia dengan berbagai suku dan bahasa bisa menjadi satu dalam Bahasa Indonesia dan hal itu tidak bisa dipungkiri.
Ramos Horta juga menuturkan, Indonesia sebenarnya tidak hanya sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. “Warga dengan agama Kristennya juga banyak, bahkan mungkin bisa melebihi orang Kristen di Eropa. Karenanya saya merasa Indonesia pantas menjadi panutan dalam hal toleransi beragama,” seru dia.
Ramos Horta bertemu dengan ketiga anggota Circle 7 ‘1000 Abrahamic Circles Project’. Mereka adalah Ustadzah Nurhayati Marman sebagai perwakilan Circle Islam dari Indonesia, Pendeta Juliana Buikiak Temparaja yang adalah perwakilan Circle Kristen dari Timor Leste, serta Rabbi Sheryl L Nosan, perwakilan Circle Yahudi dari Australia.
Ketiganya bersama selama tiga pekan dalam perjalanan ke tiga negara, yakni Indonesia, Timor Leste, dan Australia.
Sudah dua pekan berjalan, para anggota masih menghabiskan waktu di Dili, Timor Leste dan akan menuju Perth, Australia pada 21 Mei mendatang.
Baca juga: Ramos Horta Dukung Toleransi Beragama yang Diusung 1000 Abrahamic Circles Project
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
