Di tengah kekhawatiran ini, Indonesia tetap optimistis mampu melewati tahun 2023 dengan baik.
"Saya sangat yakin demokrasi memungkinkan kita semua untuk bertahan melewati tahun 2023 yang sulit," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pidato pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 di Nusa Dua, Bali pada Kamis, 8 Desember 2022.
Indonesia, lanjut Menlu Retno, akan mampu bertahan di saat tingkat inflasi masih cenderung tinggi, yang juga terpengaruh krisis pangan serta energi dan ancaman resesi tahun depan.
Asian Development Bank (ADP) memproyeksikan penurunan pertumbuhan di kawasan Asia, dari 5,2 persen menjadi 4,3 persen di tahun 2022, dan dari 5,3 persen menjadi 4,9 persen tahun depan.
Di tengah situasi sulit ini, ungkap Menlu Retno Marsudi, Indonesia mampu mencapai pertumbuhan di angka 5,72 persen di kuartal ketiga 2022. Untuk tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5 persen.
Meski angkanya tidak terlalu buruk, bukan berarti masyarakat Indonesia kebal dari dampak sosial ekonomi berbagai tantangan global, termasuk pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 4,15 juta pekerja usia produktif di Indonesia masih terdampak pandemi hingga kini, dan mungkin sampai tahun depan.
"Prinsip solidaritas memainkan peran penting dalam memandu upaya pemulihan kita," sebut Menlu Retno.
Semangat solidaritas tersebut sejalan dengan tema BDF tahun ini, yaitu "Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity." Bagi Indonesia, menghadapi dunia yang terus berubah serta penuh ketidakpastian membutuhkan kepemimpinan kolektif serta solidaritas.
"Tidak boleh ada negara yang ditinggalkan di belakang. Kita harus membantu mereka yang terkena dampak terparah dari pandemi. Kita harus bisa mendemokrasikan kesempatan untuk pulih," sebut Menlu Retno.
Tahun ini merupakan BDF kali ke-15 sejak pertama kali digelar pada 2008. BDF ke-15 dihadiri 323 peserta 112 negara serta 5 organisasi internasional. Dari total tersebut, 52 di antaranya hadir secara virtual.
Berbeda dari dua tahun sebelumnya, BDF ke-15 mendahulukan kehadiran fisik perwakilan negara-negara peserta.
BDF adalah forum penting di kawasan Asia dan Pasifik untuk melakukan dialog antar negara untuk memajukan nilai-nilai demokrasi, dan meningkatkan rasa saling percaya dan menghargai di antara bangsa-bangsa.
Landasan BDF semakin memperkokoh dengan Road to IDF yang melibatkan pilar masyarakat madani dan media melalui Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF), yang telah digelar untuk kali kelima tahun ini.
Baca: BDF Kesempatan untuk Berbagi Pengalaman Demokrasi, Bukan Menggurui
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News