Pada 2015, kemelut pengungsi Rohingya berawal dari migrasi ribuan warga Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh. Bermodalkan perahu, mereka berpindah ke sejumlah negara Asia seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, dan lain sebagainya.
Dilansir dari AFP, Rabu, 10 November 2021, beberapa minggu sejak pembunuhan aktivis berusia 40-an tersebut, seorang anggota senior dari kelompok sukarelawan yang dipimpin Ullah pun dikejutkan dengan menerima panggilan telepon yang memberi tahu, ia akan menjadi sasaran berikutnya dan tidak sendirian.
Baca: Tokoh Ternama Rohingya di Bangladesh Ditembak Mati.
“Mereka bisa memburu kalian seperti mereka dengan berani menembak mati pemimpin kami dan begitu banyak orang,” kata Noor, yang terlalu takut untuk menyebutkan nama aslinya atau direkam.
“Mereka adalah anggota Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), sebuah kelompok pemberontak yang memerangi militer Myanmar. Mereka juga dianggap berada di balik gelombang pembunuhan dan aktivitas kriminal di sejumlah kamp tersebut,” ungkap Noor.
ARSA pun membantah telah membunuh Ullah. Sejak 2017, sebagian besar Rohingya telah berada di sejumlah kamp tersebut, ketika mereka melarikan diri dari serangan militer brutal di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha.
Saat itu, minoritas yang mayoritasnya beragama Muslim dicerca dan dipandang sebagai imigran ilegal. Mereka menolak untuk kembali sampai mereka dijamin keamanan dan persamaan hak.
Para pengungsi diketahui tetap terjebak di gubuk bambu dan terpal tanpa pekerjaan, sanitasi yang buruk, dan sedikit pendidikan bagi anak-anak mereka. Tempat pembuangan air kecil yang meluap memenuhi jalur lumpur yang sempit dengan kotoran di musim hujan.
Selain itu, kebakaran pun mengoyak berbagai rumah yang rapuh dalam hitungan menit selama musim panas yang terik. Pada siang hari, pihak berwenang Bangladesh disebut memberikan jaminan keamanan.
Namun, pada malam hari sejumlah kamp tersebut menjadi wilayah geng, diduga terkait dengan ARSA yang mengedarkan sabu-sabu senilai jutaan dolar dari Myanmar.
“Skenarionya berbeda segera setelah matahari terbenam. Waktu gelap adalah jam-jam panjang saat mereka melakukan apa pun yang ingin mereka lakukan,” pungkas Israfil, seorang pengungsi Rohingya yang hanya memiliki satu nama. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id