"Kami sepenuhnya mendukung gagasan bahwa di atas segalanya, bahwa Indo-Pasifik harus menjadi zona kemakmuran dan stabilitas," kata Cravinho di Jakarta, Senin, 24 Juli 2023.
Ia mengatakan, inilah tantangan yang dihadapi ASEAN saat ini, selain situasi di Myanmar.
"Dan saya kira kepemimpinan Indonesia dan ASEAN merupakan kontribusi penting terhadap tujuan tersebut dalam konteks Uni Eropa," imbuhnya.
Ia mengatakan, dalam situasi dunia yang sulit saat ini, negara-negara dunia harus memperkuat persahabatan. "Dengan siapa kita dapat bekerja sama dan untuk memastikan kepentingan terbaik negara kita dan rakyat kita," sambungnya.
Uni Eropa sendiri mengakui bahwa kawasan Indo-Pasifik sangat dinamis. Karenanya, mereka mendukung ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) milik ASEAN.
"Kami mencatat, baik AOIP maupun Strategi Kerja Sama UE di Indo-Pasifik memiliki kesamaan prinsip dasar relevan dalam mempromosikan arsitektur regional yang terbuka, inklusif, transparan, dan berbasis aturan di kawasan Indo-Pasifik, di mana ASEAN adalah pusatnya," demikian disampaikan dalam pernyataan bersama pemimpin ASEAN-Uni Eropa pada Desember lalu.
Dalam pernyataan ini keduanya menjelaskan, dalam rangka memperingati 45 tahun kemitraan, ASEAN-EU mengembangkan hubungannya menjadi kemitraan strategis. Hal ini didasarkan pada hukum internasional, kepentingan bersama, dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama dan prinsip kesetaraan.
"Kami memiliki pandangan yang sama tentang kawasan Indo-Pasifik sebagai salah satu pertumbuhan dan peluang yang dinamis, tetapi juga sebagai tantangan keamanan," kata mereka.
"Dalam konteks ini, kami berkomitmen untuk memperkuat kerja sama kami, berdasarkan prinsip dasar bersama yang relevan dari pendekatan Indo-Pasifik kami masing-masing," tegas pernyataan bersama itu.
Baca juga: Menlu Retno: Indo-Pasifik Berada pada Titik Kritis, Tak Boleh Jadi Medan Pertempuran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News