"Dalam pertemuan dengan Presiden Bangladesh antara lain dibahas mengenai kesekapatan untuk menyegerakan penyelesaian PTA RI-Bangladesh," ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kepada awak media di Jakarta.
Menlu Retno menambahkan, kedua pemimpin juga membahas peran lebih besar BUMN Indonesia dalam membantu pembangunan ekonomi.
"Dan juga kedua Pemimpin membahas bagaimana BUMN Indonesia dapat lebih berkontribusi bagi Pembangunan ekonomi melalui beragam kerja sama di Bangladesh," imbuhnya.
Hal lain yang dibahas, kata Retno, adalah apresiasi Bangladesh terhadap komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama antara IORA dan ASEAN.
Pada Senin lalu, usai pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN, Bangladesh sebagai ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan ASEAN.
Kerja Sama Konkret
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kerja sama tersebut penting artinya untuk memperkuat hubungan ASEAN dengan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik.“Negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik adalah bagian tak terpisahkan dari kawasan Indo-Pasifik. Kita berbagai kawasan yang sama. Apa pun yang terjadi di kawasan ini akan mempengaruhi kita semua,” kata Menlu Retno.
“Oleh karena itu, lanjutnya, ASEAN dan negara-negara di Samudra Hindia dan Pasifik harus bekerja sama menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan," lanjut dia.
MoU berisi kesepakatan untuk mempererat kerja sama konkret antar-Sekretariat di beberapa area prioritas, antara lain maritim, konektivitas, SDGs, ekonomi biru, ekonomi hijau, ekonomi digital, dan manajemen bencana.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Sekjen IORA Salman Al Farisi, dan Deputi Sekjen PIF Esala Nayasi. Turut menyaksikan Menlu RI, Menlu Bangladesh selaku Ketua IORA, dan Menlu Cook Islands selaku Ketua PIF.
Baca juga: Menlu RI-Bangladesh Bahas Kerja Sama Energi dan Perdagangan, Percepat PTA
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News