Berbicara di hadapan para kader NasDem, Shtayyeh mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat dalam kunjungan kali ketiganya ini di Indonesia.
“Di saat semua mata tertuju ke Palestina, hati saya ada di Indonesia,” ucap Shtayyeh yang disambut tepuk tangan meriah.
“Terima kasih atas solidaritas kalian, suara kebersamaan, suara kebijaksanaan, suara Palestina,” sambungnya.
Shtayyeh mengatakan bahwa dirinya datang ke Indonesia di saat Palestina sedang berdarah-darah diserang Israel. Genosida yang dilakukan Israel berlangsung tidak hanya di Gaza, tapi juga di tanah-tanah Palestina lainnya.
Sebanyak 40 ribu lebih warga Palestina telah dibunuh Israel dalam perang di Gaza sejak Oktober 2023, dan 15 ribu lainnya terancam meninggal akibat kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
“Ada 92 ribu warga palestina yang terluka oleh mesin pembunuh Israel yang didukung Amerika Serikat. Sekitar 200 ribu rumah Palestina dihancurkan Israel. Banyak keluarga Palestina menjadi tunawisma,” tutur Shtayyeh.
Ia melanjutkan ceritanya, bahwa begitu banyak warga Palestina yang mengungsi dari utara Gaza ke wilayah selatan dan sebaliknya selama berbulan-bulan.
Evakuasi secara terus-menerus ini membuat zona aman di Gaza semakin sedikit, dan lokasi untuk menampung pengungsi Palestina juga berkurang drastis.
“Meski warna bendera Palestina itu ada hijau, hitam, merah dan putih, kami tidak pernah mengibarkan bendera putih kepada Israel,” tegas Shtayyeh.
“Pasukan kolonial tidak memiliki hak untuk membela diri. Tapi Palestina yang diduduki memiliki hak untuk membela diri,” tutupnya.
Baca juga: RS Indonesia Gaza Beroperasi dengan Peralatan Seadanya usai Dirusak Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id