Ilustrasi bendera Malaysia. (AFP)
Ilustrasi bendera Malaysia. (AFP)

Dinilai Kental Kampanye, Oposisi Tolak Slogan Peringatan Kemerdekaan Malaysia

Marcheilla Ariesta • 22 Agustus 2023 06:36
Kuala Lumpur: Kontroversi berkobar mengenai slogan Hari Nasional Malaysia tahun ini. Koalisi oposisi mengklaim, slogan tersebut mencerminkan istilah kampanye pemilu yang sering digunakan oleh pemerintahan Anwar Ibrahim. 
 
Logo pemerintah federal menampilkan bendera nasional berbentuk telapak tangan terbuka, dengan slogan “Malaysia Madani: Tekad Perpaduan, Penuhi Harapan” (Malaysia Sipil: Tekad dalam Persatuan, Memenuhi Harapan). 
 
Slogan itu diresmikan pada Mei. Hari Merdeka Malaysia jatuh pada 31 Agustus, ketika akan merayakan 66 tahun kemerdekaan. 

Beberapa pemimpin blok oposisi Perikatan Nasional (PN) menunjukkan, beberapa kata dalam tagline tersebut terkait erat dengan pemerintahan Anwar. 
 
“Pemerintah federal telah mempolitisasi perayaan Hari Nasional dengan menggunakan tema yang jelas-jelas terkait dengan partai politik, dengan kata 'madani', persatuan, dan 'harapan',” kata Ketua PN Pemuda Ahmad Fadhli Shaari dalam video di TikTok pada Minggu. 
 
“Ini adalah kata-kata yang digunakan oleh partai-partai selama kampanye untuk pemilihan negara baru-baru ini dan telah dipolitisasi,” katanya dikutip dari The Straits Times, Selasa, 22 Agustus 2023. 
 
Anwar mengadopsi slogan "Malaysia Madani" untuk menyampaikan bahwa pemerintahannya mewakili moderasi, pemerintahan yang baik, dan keharmonisan ras. Bulan lalu, dia menjuluki anggaran tahunan Anggaran Madani. 
 
Pada Sabtu lalu, Fadhli mengusulkan agar empat negara bagian yang diperintah oleh PN menggunakan logo dan tema yang berbeda untuk perayaan tingkat negara bagian: kembang sepatu bergaya dengan warna bendera Malaysia dan kata-kata “Teguh Muafakat Malaysia Sejahtera” (Konsensus yang kuat untuk  Malaysia yang makmur) 
 
Sebagai tanggapan, Wakil Perdana Menteri Zahid Hamidi mengatakan, Fadhli berperilaku "berpikiran sempit". 
 
“Apakah dia gila atau apa?  Ini bukan masalah politik.  Perayaan Hari Nasional adalah acara nasional dan saya pikir hal-hal seperti ini tidak boleh dipolitisasi,” katanya kepada wartawan. 
 
Pensiunan brigadir jenderal Arshad Raji, presiden organisasi non-pemerintah veteran militer National Patriots Association, menyebut proposal Fadhli agar negara bagian yang dikuasai PN menggunakan logo terpisah sebagai "sombong" dan mengatakan itu "menanam sentimen anti-pemerintah di  negara". 
 
Namun, Terengganu yang dikendalikan PN mengatakan, akan menggunakan logo dan slogan pemerintah federal. Sementara Menteri Besar Perlis Shukri Ramli menyebutkan, negara bagian akan menggunakan bagian dari tema federal tanpa kata atau logo "Malaysia Madani". 
 
Namun, dua negara bagian PN lainnya Kelantan dan Kedah sejauh ini tetap bungkam. 
 
Fadhli telah menunjukkan bahwa pada 2022, pemerintah negara bagian Selangor yang dikendalikan oleh koalisi Pakatan Harapan (PH) Anwar memiliki tema dan logo alternatif selama perayaan tingkat negara bagian. 
 
Dia juga mengatakan, pada 2012, Anwar juga membela penggunaan tema Hari Nasional alternatif untuk berbagai negara bagian yang diperintah oleh koalisi Pakatan Rakyatnya, yang kemudian terdiri dari partai Anwar, Parti Keadilan Rakyat, dan Parti Islam Se-Malaysia, yang merupakan  sekarang menjadi bagian dari blok oposisi PN. 
 
Sebuah unggahan oleh pengguna @pemikirmsia di platform X mengatakan, PN kembali mencoba memecah belah negara dengan narasi “kita versus mereka”, dan menyerukan pemerintah untuk memilih tema yang netral. 
 
“Merdeka adalah kesempatan emas untuk mempersatukan negara. Ini bisa menjadi percikan yang memulai proses penyembuhan. Itulah mengapa menurut saya kita harus mempertimbangkan tema yang netral," pungkasnya.
 
Baca juga: Eks PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dibebaskan dari Empat Dakwaan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan