Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menggelar konferensi pers di Kuala Lumpur, 20 November 2022. (Mohd RASFAN / AFP)
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menggelar konferensi pers di Kuala Lumpur, 20 November 2022. (Mohd RASFAN / AFP)

Politik Malaysia Masih 'Terkunci' Negosiasi Koalisi Usai Pemilu

Marcheilla Ariesta • 20 November 2022 15:08
Kuala Lumpur: Koalisi politik Malaysia masih terkunci dalam negosiasi pada Minggu, 20 November 2022. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum ke-15 Malaysia (GE15), tidak ada satu pun koalisi yang meraih mayoritas sederhana di Majelis Rendah.
 
Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN) berada di posisi terdepan untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Masing-masing meraih 81 dan 73 kursi.
 
Semua mata kini tertuju pada pembicaraan tertutup dengan mitra potensial, termasuk partai-partai yang berbasis di Sabah dan Sarawak serta Barisan Nasional (BN).

Dalam sebuah unggahan Facebook, ketua PN Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa pertemuan telah diadakan dengan presiden Parti Islam Se-Malaysia (PAS) Abdul Hadi Awang dan ketua Gabungan Parti Sarawak (GPS) Abang Johari Abang Openg untuk membahas pembentukan pemerintah federal. PAS adalah partai komponen PN.
 
Muhyiddin juga mengatakan, negosiasi sedang dilakukan dengan pihak lain dan Anggota Parlemen (MP) independen.
 
“Insya Allah, pemerintah federal bisa segera dibentuk,” kata mantan perdana menteri itu, dilansir dari Channel News Asia.
 
Pagi tadi, Muhyiddin mengatakan, PN siap bekerja sama dengan pihak lain untuk membentuk pemerintahan.  Namun, dia mengesampingkan bergandengan tangan dengan PH.
 
Muhyiddin menambahkan, PN akan mengambil langkah-langkah untuk membahas masalah pembentukan pemerintahan berikutnya sesegera mungkin dan menyimpulkan diskusi pada Minggu malam.
 
Dalam salah satu pemilu paling sengit dalam sejarah Malaysia dengan lebih dari 900 kandidat bersaing memperebutkan kursi di parlemen, GPS berhasil memenangkan 22 kursi sementara Gabungan Rakyat Sabah (GRS) memenangkan enam kursi. Mereka sekarang dipandang sebagai 'calon raja' yang potensial.
 
Sementara itu, BN menempati urutan ketiga jauh di belakang PH dan PN, memenangkan 30 kursi parlemen.  Ada 222 kursi di Majelis Rendah dan koalisi pemerintahan mana pun harus menguasai setidaknya 112 kursi.
 
Hingga pukul 13:30 waktu setempat, PH belum memberikan kabar terbaru tentang negosiasinya dengan mitra koalisi.
 
Pada Minggu dini hari, ketua PH Anwar Ibrahim mengatakan bahwa koalisi telah berhasil mendapatkan dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan dengan mayoritas sederhana. Dia tidak merinci dengan pihak mana PH mungkin bekerja.
 
Sementara itu, media Malaysia melaporkan pada hari Minggu bahwa beberapa pemimpin negara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) berkumpul untuk pertemuan biro politik di markas besar partai. UMNO adalah partai kunci dari BN.
 
Sore harinya, UMNO dijadwalkan menggelar rapat dewan tertinggi. BN mengatakan pada Minggu malam bahwa mereka menerima dan menghormati keputusan rakyat.
 
"Hasil GE15 adalah sinyal besar dari rakyat kepada koalisi," kata ketua BN dan presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi.
 
Ia menambahkan, koalisi tetap berkomitmen untuk berkontribusi pada pembentukan pemerintahan yang stabil. Beberapa tokoh senior di UMNO, termasuk Ketua Menteri Johor Onn Hafiz Ghazi, telah menyerukan pengunduran diri Ahmad Zahid.
 
Analis mengatakan, bahwa hasil GE15 menandai 'akhir dari sebuah era' untuk BN. Pasalnya, kasus korupsi memainkan peran kunci dalam kejatuhan mantan koalisi yang berkuasa.
 
Baca:  Pemilu Malaysia Berakhir, Anwar dan Muhyiddin Saling Klaim Mampu Bentuk Pemerintahan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan