Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Indonesia dianggap sebagai 'pemimpin alami' ASEAN, sehingga banyak ekspektasi atas kepemimpinan Indonesia di organisasi kawasan ini.
Kepemimpinan Indonesia ini ditunggu-tunggu, karena banyak yang ingin mengetahui bagaimana cara Indonesia mengatasi Myanmar.
"ASEAN tidak memiliki 'bahasa' tentang bagaimana menangani anggota bermasalah. Apa yang akan Anda lakukan tentang itu?" kata Dewi Fortuna Anwar dalam diskusi 'Indonesia's Forum Policy Outlook 2023' di Bengkel Diplomasi, Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.
"Mungkin ini waktunya untuk meninjau kembali Piagam ASEAN. Karena, ketika piagam ASEAN diratifikasi oleh parlemen pada 2008, itu akan ditinjau setiap lima tahun sekali," imbuhnya dalam diskusi tersebut.
Menurutnya, tak hanya negara anggota ASEAN yang memiliki peran untuk mengatasi masalah Myanmar. Namun, negara mitra ASEAN juga dapat membantu masalah tersebut.
Utusan Khusus ASEAN
Dewi Fortuna juga menuturkan, masalah Myanmar hanya bisa diselesaikan lewat utusan khusus yang memiliki masa jabatan lama. Pasalnya, masa jabatan yang hanya setahun dirasa kurang karena belum tuntas menyelesaikan masalah."Selama ASEAN tidak menunjuk seorang utusan ASEAN yang akan memiliki masa jabatan lama, maka tidak akan mendapatkan informasi yang baik tentang situasi di Myanmar, susah mendapatkan kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan," tuturnya.
Ia menegaskan, utusan ini akan menjadi perwakilan ASEAN ke Myanmar, dan hal ini hanya bisa dilakukan jika mereka memiliki masa jabatan yang lama.
Sebab, berbeda negara dan orangnya, maka berbeda juga pendekatan yang dilakukan ke Myanmar. Sehingga akan semakin lama penyelesaian krisis situasi di Myanmar tersebut.
Di keketuaan Indonesia, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menjadi utusan khusus ASEAN tahun ini. Sebagai utusan khusus, ia akan dibantu dengan kantor utusan khusus, yang pertama kalinya dilakukan Indonesia dalam menyelesaikan isu ini.
Keketuaan Indonesia di ASEAN mengambil tema 'ASEAN Matter: Epicentrum of Growth.' Fokusnya menjadikan ASEAN tetap penting di tengah situasi dunia yang tak menentu, termasuk masalah Myanmar.
Tak hanya itu, ASEAN juga diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi tak hanya di kawasan Asia Pasifik, namun juga dunia.
Baca juga: 5 Poin Konsensus Satu-satunya Pendekatan ASEAN untuk Bantu Myanmar
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News