"Indonesia adalah salah satu demokrasi terbesar di dunia, dan Swiss adalah salah satu negara demokrasi tertua, sehingga memajukan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kepentingan kita bersama," kata Cassis dalam pernyataan pers bersama dengan Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Ia menyebut Bali Democracy Forum (BDF), sebagai salah satu inisiatif penting yang bertujuan memperkuat arsitektur demokrasi di kawasan Asia Pasifik. Menurut Cassis, inisiatif yang diambil Indonesia ini sangat tepat di tengah situasi geopolitik dunia.
"“Banyaknya peperangan dan konflik sipil yang kita hadapi di dunia saat ini menunjukkan kepada kita bahwa demokrasi tidak diberikan oleh Tuhan, tetapi harus dibangun setiap hari, sifatnya jangka panjang, dan tidak selalu mudah," ucapnya.
Cassis menekankan pentingnya bagi Swiss dan negara-negara lain di dunia untuk mendukung proses demokrasi, termasuk dalam pemilu Indonesia di tahun 2024.
"Saya berharap Anda menjalani pemilu yang adil dan damai, karena jumlah (pemilihnya) sangat mengesankan. Di Swiss, kami memiliki 6 juta pemilih, sementara di Indonesia ada lebih dari 200 juta. Jadi itu akan menjadi tantangan besar dalam penyelenggaraannya," ujar Cassis.
Sementara itu, Cassis mengatakan bahwa Swiss telah mengadopsi strategi untuk Asia Tenggara yang menunjukkan keinginan meningkatkan kerja sama di kawasan yang dianggap penting secara ekonomi dan geopolitik.
"Kami juga menggarisbawahi ambisi untuk lebih memperdalam hubungan yang ada, khususnya dengan Indonesia," tuturnya.
Akhir kata, Cassis mengharapkan kerja sama Indonesia-Swiss bisa berkembang, terutama pada sektor-sektor daya saing dan keberlanjutan.
Baca juga: Indonesia Dorong Penguatan Kerja Sama Sektoral ASEAN-Swiss
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News