ASEAN telah mengundang Myanmar untuk mengirimkan "perwakilan non politik" ke KTT ASEAN 2022 level Menteri Luar Negeri. Organisasi Asia Tenggara itu kembali menyinggung mengenai kurang adanya kemajuan berarti terkait situasi kudeta di Myanmar.
Menurut junta, keputusan ASEAN untuk tidak mengundang diplomat Wunna Maung Lwin ke pertemuan di Kamboja merupakan hal yang sangat "disesalkan."
"Dalam hal ini, ketidakmampuan Myanmar untuk berpartisipasi atau menentukan perwakilan non politik tidak dapat dihindari," kata Kemenlu bentukan junta Myanmar, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 15 Februari 2022.
Negara Asia Tenggara itu mengalami kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Tercatat lebih dari 1.500 masyarakat sipil tewas dalam bentrokan unjuk rasa anti-junta.
Militer Myanmar menyebut ASEAN telah mengambil "keputusan unilateral" pada Oktober tahun lalu. Kala itu, pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing tidak diundang ke pertemuan kepala negara ASEAN.
Mengesampingkan junta merupakan langkah yang mengejutkan, karena selama ini ASEAN dianggap sejumlah pihak hanya merupakan organisasi tak bertaring.
Sejak awal kudeta militer hingga kini, Myanmar semakin terisolasi dari dunia internasional. Kunjungan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen ke Myanmar beberapa waktu lalu merupakan lawatan pertama seorang pemimpin asing ke negara tersebut sejak terjadinya kudeta.
PM Hun Sen menemui Min Aung Hlaing, di mana keduanya membahas upaya mencapai perdamaian dan rencana junta ke depannya. Peran utusan khusus ASEAN yang seharusnya bisa berkunjung ke Myanmar juga dibahas dalam pertemuan tersebut.
Baca: Pemimpin Junta Janjikan Utusan Khusus ASEAN Temui Partai Aung San Suu Kyi
Terlepas dari kunjungan PM Hun Sen, gelombang kekerasan terus terjadi di Myanmar, yang berlangsung antara demonstran anti-junta dan pasukan keamanan. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News