Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Alue Dohong, turut merayakan langsung dari Glasgow di paviliun Indonesia untuk COP26, bersama Menteri Inggris Lord Goldsmith, melalui tautan video.
Acara perayaan berlangsung di Paviliun KLHK di Jakarta, yang paralel dengan paviliun Indonesia dalam KTT COP26 di Glasgow. Paviliun Indonesia di COP26 memamerkan karya Indonesia tentang perubahan iklim dan memiliki jadwal kegiatan yang meriah dan memukau pengunjung dari seluruh dunia dengan makanan Indonesia dalam aksi “diplomasi gastro."
Paviliun di Jakarta memiliki live feed, sehingga pengunjung dapat menyaksikan jalannya acara di Glasgow, termasuk peluncuran rebranding SVLK kemarin pukul 17.30 WIB. Dipimpin oleh Kepala Biro Humas KLHK Nunu Anugrah, delegasi Duta Besar Inggris Owen Jenkins bertemu dengan para pejabat dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari melakukan tur di paviliun Indonesia.
Di sana, dipamerkan pekerjaan mengesankan Direktorat Jenderal Lingkungan dan Penegakan Hukum Kehutanan, Dirjen Hutan Sosial dan Kemitraan Lingkungan terkait Program Investasi Hutan (yang didanai secara sentral oleh Inggris). Kunjungan dimeriahkan jamuan makanan serta alunan musik.
Perayaan ini dilakukan beberapa hari setelah pidato Presiden Joko Widodo pada acara Hutan dan Tata Guna Lahan di COP26 di Glasgow pada 2 November, bersama dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Indonesia dan Inggris juga menyetujui kemitraan baru yang ambisius senilai GBP350 juta untuk membuka investasi iklim ke Indonesia, yang diumumkan pada 3 November, di acara yang merayakan komitmen Indonesia untuk mencapai net carbon sink di sektor kehutanan dan tata guna lahan pada 2030.
Kepemimpinan politik Indonesia yang kuat dan upaya berkelanjutan untuk menghentikan pembalakan liar telah membantu membalikkan tren deforestasi di Indonesia. Indonesia patut mendapat pujian atas keberhasilannya dalam menurunkan laju deforestasi dan kebakaran hutan selama beberapa tahun.
Baca: Bantu Atasi Kebakaran Hutan RI, Peneliti Jerman Terima Bintang Jasa Utama
Kemitraan Indonesia-Inggris mencari cara agar perdagangan dan mata pencaharian dapat didukung, sementara lingkungan tetap terlindungi dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Indonesia membawa perspektif sisi penawaran, Inggris membawa perspektif dari sisi permintaan. Koordinasi yang erat dan pertukaran ide telah memberdayakan serta mendukung Indonesia menjadi pemimpin pemikiran global di bidang ini.
Melalui program Kemitraan sektor kehutanan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan (Multi-stakeholders Forestry Programme), Indonesia telah mereformasi perdagangan kayu dengan membangun sistem nasional untuk pemantauan kepatuhan dan penelusuran pertama di dunia yang dikenal dengan istilah SVLK, dengan audit dan pemantauan pihak ketiga yang dipimpin oleh organisasi masyarakat sipil.
Sebagai hasilnya, Indonesia adalah negara pertama dan satu-satunya di dunia yang memenuhi syarat untuk akses istimewa ke pasar Uni Eropa senilai $1 miliar/tahun dan pasar Inggris senilai £200 juta setahun. Penerimaan negara dari hasil hutan dan volume perdagangan legal telah meningkat sepuluh kali lipat sejak sistem tersebut diberlakukan – menunjukkan bahwa hal itu menguntungkan masyarakat Indonesia.
Keberhasilan kemitraan juga ditunjukkan oleh keputusan Indonesia untuk memperpanjang proyek MFP hingga setidaknya Maret 2023, yang berpotensi memungkinkan pengembangan
pengalaman ini melalui penjajakan verifikasi komoditas pertanian lainnya. Pilihan lain untuk memperluas perdagangan, sekaligus melindungi lingkungan, sedang ditindaklanjuti. Indonesia dan Inggris bekerja sama sebagai Ketua Bersama di Dialog FACT (Forests, Agriculture and Commodities Trade) untuk mendukung perdagangan komoditas global yang berkelanjutan.
Dialog FACT mempertemukan negara-negara produsen dan konsumen utama komoditas pertanian yang diperdagangkan secara internasional untuk menyepakati tindakan mendukung perdagangan dan pembangunan berkelanjutan sambal melindungi hutan dan ekosistem lainnya.
Roadmap FACT yang didukung oleh 28 negara diluncurkan pada acara World Leaders Summit Forest and Land Use pada 2 November 2021. Roadmap FACT mengirimkan sinyal kuat secara global bahwa kami berkomitmen untuk bekerja sama dalam mendukung perdagangan dan pembangunan berkelanjutan.
Semua inisiatif ini menunjukkan perdagangan dan pembangunan berjalan seiring dengan perlindungan lingkungan, ketika negara produsen dan konsumen bekerja sama. Komunitas bisnis, masyarakat sipil, berbagai daerah di Indonesia dan negara lainnya – semuanya terlibat dalam visi bersama ini. Kita dapat bekerja untuk menghentikan pemanasan global dan melindungi keanekaragaman hayati sekaligus melindungi kehidupan, mata pencaharian dan masa depan 1,6 miliar orang di seluruh dunia – hampir 25% dari populasi dunia – yang bergantung pada hutan sebagai mata pencaharian mereka.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam menurunkan laju deforestasi di tahun-tahun terakhir ini.
Menurut Owen, Indonesia dan Inggris dapat mencapai lebih banyak kerjasama dibanding bekerja sendiri.
"Inggris menghargai dan berterima kasih atas kerja sama jangka panjang kami dengan Indonesia, dan kami berharap dapat mempertahankannya selama dekade mendatang, yang
didukung oleh program baru senilai £350 juta (Rp 7 triliun) yang kami umumkan minggu ini," ujar Dubes Owen, dalam keterangan tertulis Kedubes Inggris yang diterima Medcom.id, Sabtu, 6 November 2021.
Dubes Owen Jenkins juga menambahkan bahwa Inggris ingin mendukung tujuan dan prioritas Indonesia, termasuk ambisinya untuk menjadi pemimpin global dalam mempromosikan perdagangan komoditas legal yang bertanggung jawab, agar tidak membahayakan hutan.
Sementara itu, Direktur Urusan Pembangunan Kedutaan Besar Inggris Jakarta Amanda McLoughlin mengatakan bahwa Inggris senang dapat bergerak maju dengan kemitraan
baru yang menarik senilai 350 juta poundsterling untuk sektor kehutanan dan tata guna lahan guna mendukung ambisi luar biasa Indonesia untuk menjadi carbon net sink pada tahun 2030.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan Ibu Menteri Siti Nurbaya dan timnya mulai hari ini dan seterusnya, untuk meningkatkan kemitraan yang sesungguhnya, yang mencerminkan kepentingan dan tujuan kita bersama," tutup Amanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News