Bangkok: Pemerintah Sri Lanka telah mengajukan permintaan ke Thailand agar mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa diizinkan masuk ke negara itu. Hal ini disampaikan oleh, Direktur jenderal Departemen Penerangan, Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat.
"Pihak Thailand menerima permintaan mantan presiden untuk masuk ke Thailand dari pemerintah Sri Lanka saat ini. Pertimbangan itu didasarkan pada hubungan yang sudah terjalin lama dan baik antara kedua negara," kata Tanee dalam sebuah pernyataan media, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 11 Agustus 2022.
Pernyataannya menyusul laporan bahwa mantan presiden Sri Lanka itu diperkirakan akan tiba di Thailand pada Kamis. Rajapaksa meninggalkan negaranya bulan lalu di tengah protes massal atas krisis ekonomi Sri Lanka.
Dia terbang ke Maladewa sebelum tiba di Singapura pada 14 Juli. Izin kunjungan jangka pendeknya kemudian diperpanjang hingga 11 Agustus.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa Rajapaksa "tidak diberikan hak istimewa, kekebalan atau keramahan apa pun".
Menurut Tanee, Rajapaksa tidak mencari suaka politik di Thailand.
“Mantan presiden dapat memasuki Thailand tanpa visa untuk jangka waktu 90 hari, sesuai dengan Perjanjian Pembebasan Visa 2013 antara Thailand dan Sri Lanka. Tinggal bersifat sementara dengan tujuan perjalanan selanjutnya. Tidak ada suaka politik," kata Tanee dalam pernyataannya.
Sri Lanka secara resmi gagal bayar setelah gagal melakukan pembayaran bunga utang pada Mei. Mata uang asing yang berkurang telah melumpuhkan perekonomian, mengganggu impor dan menyebabkan kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.
Rakyat Sri Lanka semakin kewalahan dengan melonjaknya biaya hidup dan inflasi melonjak ke rekor 60,8 persen pada Juli.
Setelah melarikan diri dari negara itu, Rajapaksa menyerahkan surat pengunduran dirinya dari Singapura. Dia digantikan oleh mantan perdana menteri Ranil Wickremesinghe bulan lalu.
"Pihak Thailand menerima permintaan mantan presiden untuk masuk ke Thailand dari pemerintah Sri Lanka saat ini. Pertimbangan itu didasarkan pada hubungan yang sudah terjalin lama dan baik antara kedua negara," kata Tanee dalam sebuah pernyataan media, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 11 Agustus 2022.
Pernyataannya menyusul laporan bahwa mantan presiden Sri Lanka itu diperkirakan akan tiba di Thailand pada Kamis. Rajapaksa meninggalkan negaranya bulan lalu di tengah protes massal atas krisis ekonomi Sri Lanka.
Baca: Sri Lanka Tak Akan Sambut Mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa jika Kembali. |
Dia terbang ke Maladewa sebelum tiba di Singapura pada 14 Juli. Izin kunjungan jangka pendeknya kemudian diperpanjang hingga 11 Agustus.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan bahwa Rajapaksa "tidak diberikan hak istimewa, kekebalan atau keramahan apa pun".
Menurut Tanee, Rajapaksa tidak mencari suaka politik di Thailand.
“Mantan presiden dapat memasuki Thailand tanpa visa untuk jangka waktu 90 hari, sesuai dengan Perjanjian Pembebasan Visa 2013 antara Thailand dan Sri Lanka. Tinggal bersifat sementara dengan tujuan perjalanan selanjutnya. Tidak ada suaka politik," kata Tanee dalam pernyataannya.
Sri Lanka secara resmi gagal bayar setelah gagal melakukan pembayaran bunga utang pada Mei. Mata uang asing yang berkurang telah melumpuhkan perekonomian, mengganggu impor dan menyebabkan kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.
Rakyat Sri Lanka semakin kewalahan dengan melonjaknya biaya hidup dan inflasi melonjak ke rekor 60,8 persen pada Juli.
Setelah melarikan diri dari negara itu, Rajapaksa menyerahkan surat pengunduran dirinya dari Singapura. Dia digantikan oleh mantan perdana menteri Ranil Wickremesinghe bulan lalu.