Berbicara dalam panel bertajuk 'Russia - Ukraine War: What is The Latest Update? How Should Indonesia Respond?' Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2022 di Jakarta, Radityo mengatakan bahwa dirinya pesimistis perdamaian dapat terjadi di saat situasi masih sama seperti sekarang.
"Pertama, sulit bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin untuk tiba-tiba mengubah kebijakan," katanya dalam acara CIFP di Jakarta, Sabtu, 26 November 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurutnya, saat ini Putin sedang dalam tekanan besar, baik domestik maupun internasional. Di dalam negeri, militer Rusia tengah menghadapi ketidakpercayaan publik.
Radityo menuturkan, sebagian publik Rusia skeptis militer mereka dapat menguasai Ukraina dalam waktu dekat. Di sisi lain, ada kelompok dengan kepentingan tertentu yang merusak dalam negeri Rusia.
"Makanya, di tengah posisi menjaga jabatannya sebagai presiden, rezimnya, sulit dibayangkan akan ada perubahan," ujar Radityo.
Ia menambahkan, satu-satunya cara memukul mundur pasukan Rusia di Ukraina adalah mengupayakan negosiasi damai. "Cuma untuk sampai sana memang jalannya masih cukup panjang," katanya.
"Bagaimanapun di tengah konflik ini, Rusia masih negara besar, dan memiliki senjata nuklir. Mereka juga diperlukan untuk menyeimbangkan politik dunia sekarang," pungkas Radityo.
Baca: AS Dikabarkan Diam-Diam Minta Ukraina untuk Berdialog dengan Rusia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id