Jay Tarriela, juru bicara PCG, mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa pagi di dekat Second Thomas Shoal. Sekelompok kecil pelaut tinggal di kapal perang Sierra Madre sejak kapal itu dikandangkan hampir 25 tahun lalu.
Dia membagikan video dan gambar di media sosial X yang menunjukkan sebuah kapal Tiongkok melintasi haluan kapal pasokan Filipina. Para kru terlihat menjatuhkan pelampung di antara kapal-kapal tersebut.
Saat kejadian, kapal-kapal PCG sedang mengawal misi pasokan berbagai kebutuhan pokok.
"Kapal-kapal PCG menghadapi manuver berbahaya dan pemblokiran dari kapal-kapal Penjaga Pantai Tiongkok dan Milisi Maritim Tiongkok," tulis Tarriela di meia sosial, dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 5 Maret 2024.
Ia menambahkan bahwa misi pasokan tetap berlanjut meski terjadi insiden pemblokiran.
"Tindakan sembrono dan ilegal mereka telah menyebabkan tabrakan antara MRRV-4407 dan China Coast Guard 21555, yang mengakibatkan kerusakan struktural ringan pada kapal PCG," sambungnya.
Penjaga Pantai Tiongkok mengatakan pihaknya telah mengambil tindakan sesuai aturan terhadap kapal-kapal Filipina di wilayah tersebut, seraya menuduh mereka telah memasuki perairan "secara ilegal."
Ketegangan di Laut China Selatan
Ketegangan di Laut China Selatan meningkat selama setahun terakhir ketika Manila menuduh Beijing mengambil tindakan berbahaya terhadap kapal-kapalnya. Filipina telah mengajukan berbagai protes diplomatik ke Tiongkok.Second Thomas Shoal, yang dikenal sebagai Beting Anyungin oleh Filipina dan Ren’ai Jiao oleh Tiongkok, terletak sekitar 200 kilometer dari pulau Palawan di Filipina barat, dan lebih dari 1.000 km dari Pulau Hainan di selatan Tiongkok.
Filipina adalah salah satu dari beberapa negara Asia Tenggara yang mengeklaim sebagian wilayah Laut China Selatan. Sementara Tiongkok mengeklaim hampir seluruh wilayah perairan tersebut.
Pada 2012, Tiongkok menguasai Scarborough Shoal setelah kebuntuan selama berbulan-bulan, dan Filipina membawa kasus tersebut ke Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag, yang menyatakan bahwa klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum. Beijing mengabaikan keputusan tersebut.
Baca juga: Filipina Minta ASEAN Bersatu Hadapi Tiongkok di Laut China Selatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News