"Selama ini, paragraf pembuka (hasil) Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM) dimulai dengan kata-kata 'we the ministers' (kami para menteri), namun beberapa waktu belakangan ini disebutkan dengan 'the meetings' (pertemuan ini)," ucapnya dalam jumpa pers virtual, Rabu, 4 Agustus 2021.
Hal ini mulai berlaku sejak kudeta militer di Myanmar 1 Februari lalu.
"Tidak ada bentuk pengakuan, minimal pengakuan formal terhadap status kehadiran (junta Myanmar) oleh para menteri," tegasnya.
Baca juga: Menlu Brunei Darussalam Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar
Komunike Bersama AMM telah disepakati. Menurut Arto, pembahasan paling alot adalah mengenai Myanmar. Namun hari ini, disepakati bahwa Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam, Dato Erywan Pehin Yusof, ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar.
Ia nantinya akan melakukan tugas untuk memastikan kedamaian dan kestabilan di Myanmar, sesuai dengan lima poin konsensus yang sudah disepakati dalam pertemuan ASEAN sebelumnya pada 24 April lalu.
Erywan, kata Arto, akan mendapatkan akses penuh ke seluruh pihak di Myanmar. Hal tersebut sudah disetujui junta Myanmar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News