Rencananya, bantuan vaksin ini akan disalurkan ke 38 negara berkembang lainnya.
"Tiongkok telah resmi bergabung dengan COVAX dan sedang berkomunikasi erat dengan WHO dan sponsor lain dari inisiatif tersebut, demi menjadikan vaksin Covid-19 sebagai barang publik global, dan membuatnya lebih mudah diakses dan terjangkau oleh negara-negara berkembang," kata Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Selasa, 9 Februari 2021.
Dubes Xiao mengatakan bahwa Tiongkok mengikuti seruan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus terkait kesetaraan akses vaksin Covid-19 bagi kelompok-kelompok rentan di semua negara dunia.
Atas permintaan WHO, lanjut Dubes Xiao, Tiongkok memutuskan untuk mendonasikan 10 juta dosis vaksin kepada COVAX. Donasi ini diprioritaskan bagi kebutuhan mendesak di sejumlah negara berkembang.
"Inilah langkah penting lainnya yang diambil Tiongkok untuk mendorong distribusi vaksin yang adil, memajukan kerja sama internasional untuk melawan pandemi, dan menerapkan konsep Komunitas Kesehatan Manusia," sebut Dubes Xiao.
Saat ini WHO sedang meninjau otoritas penggunaan darurat untuk vaksin buatan perusahaan Sinovac dan Sinopharm. Dubes Xiao berharap WHO dapat segera menyelesaikan proses peninjauan ini agar vaksin Covid-19 dapat segera disalurkan kepada negara-negara yang membutuhkan.
Baca: Dua Vaksin Tiongkok Masuk Fase Lanjutan Penilaian WHO
Sebelumnya, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Obat-obatan Mariangela Simao mengatakan bahwa izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm akan keluar dalam waktu dekat karena keduanya sudah melewati uji klinis fase ketiga.
Prosedur Penggunaan Darurat WHO (EUL) merupakan hal penting bagi banyak vaksin dan obat-obatan. EUL diperlukan agar vaksin Sinovac dan Sinopharm dapat dilibatkan dalam COVAX.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News