Pengamat hubungan internasional, Dino Patti Djalal mengatakan, solusi politik harus merupakan hasil kompromi yang dirundingkan dan disepakati kedua pihak tanpa paksaan.
“Solusi politiknya seperti apa? Yang jelas harus merupakan hasil kompromi, harus dirundingkan dan disepakati kedua pihak tanpa ada paksaan, harus dilaksanakan di lapangan dan menjawab masalah yang jadi bibit konflik Palestina dan Israel,” kata Dino dalam penjelasannya lewat akun Instagram resminya, Minggu, 29 Oktober 2023.
Ia menambahkan, masalah yang selama ini menjadi konflik kedua negara adalah status Yerusalem, status jutaan pengungsi Palestina di luar negeri, batas negara Palestina yang harus dikembalikan sebelum 1967, status Masjid Al Aqsa, dan menjamin keamanan masing-masing pihak.
Dino menuturkan, sebenarnya sudah ada solusi politiknya, yakni two state solution (solusi dua negara) yang sudah diterima Palestina dan Israel. Nyaris tercapai di tahun 2000, namun sayangnya solusi ini tidak pernah tercipta karena ditentang pihak garis keras di masing-masing negara.
“Sayangnya tidak pernah ada lagi perundingan solusi dua negara oleh kedua negara dalam sepuluh tahun terakhir,” kata Dino.
Perang Hamas-Israel
Bahkan, perang Hamas dan Israel semakin menjauhkan solusi ini tercapai. Menurut Dino, situasi politik di masing-masing negara ini menjauhkan mereka dari kesepakatan solusi dua negara.Masyarakat kedua negara pun, menurut survey, semakin menurun dalam mendukung solusi dua negara ini.
“Solusi ini hanya bisa tercapai jika ada negarawan di Palestina dan Israel yang berani merintis solusi politik yang berisiko ini,” ujarnya.
Tanpa adanya solusi politik, kata Dino, akibatnya hanya akan adu jotos yang tidak ada habisnya. Akibatnya, lanjut dia, konflik kekerasan dan korban hanya akan berjatuhan bahkan hingga 100 tahun ke depan.
Saat ini, sudah lebih dari 7.000 jiwa di Palestina tewas akibat serangan balasan Israel ke Gaza. Banyak anak-anak dan perempuan menjadi korban dari perang ini.
Baca juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa Dukung Palestina di Inggris, Prancis dan Swiss
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News