Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Ted ALJIBE / AFP)
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. (Ted ALJIBE / AFP)

Bersitegang dengan Tiongkok, Presiden Filipina Bakal Bertemu Biden

Marcheilla Ariesta • 30 April 2023 16:24
Manila: Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr meninggalkan Manila untuk berkunjung ke Amerika Serikat (AS), saat ia berupaya meningkatkan hubungan dengan Washington. Kepergiannya ke AS pada hari ini, Minggu, 30 April 2023, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok di Laut China Selatan yang disengketakan.
 
Kunjungan Marcos terjadi ketika AS telah meminta Beijing untuk menghentikan 'perilaku provokatif dan tidak aman' di jalur air yang disengketakan setelah nyaris bertabrakan baru-baru ini dengan kapal penjaga pantai Filipina.
 
Marcos Jr memulai perjalanan empat harinya dengan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin di Gedung Putih. Pertemuan yang digambarkan oleh pemimpin Filipina 'penting untuk memajukan kepentingan nasional kita dan memperkuat aliansi yang sangat penting itu.'

"Kami akan menegaskan kembali komitmen kami untuk mengembangkan aliansi lama kami sebagai instrumen perdamaian dan sebagai katalisator pembangunan di kawasan Asia Pasifik," kata Marcos dalam pernyataan pra-keberangkatan, dilansir dari Channel News Asia.
 
Pesawatnya lepas landas sekitar pukul 13.43 waktu setempat di Manila, menurut Kantor Komunikasi Kepresidenan.
 
Menjelang kunjungan Marcos, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller mengecam Tiongkok atas hampir bertabrakannya salah satu kapal penjaga pantainya dengan kapal patroli Filipina seminggu lalu.
 
Ia mengatakan, insiden itu adalah pengingat akan "pelecehan dan intimidasi" Beijing di jalur air yang diperebutkan.
 
"Kami menyerukan kepada Beijing untuk menghentikan perilaku provokatif dan tidak amannya," katanya dalam sebuah pernyataan.
 
Ia juga menambahkan, setiap serangan terhadap angkatan bersenjata Filipina akan memicu tanggapan AS.
 
Biden telah bekerja untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu Asia karena hubungan AS-Tiongkok tetap dalam kondisi sangat dingin secara historis, dan kedekatan Filipina dengan jalur laut utama dan Taiwan memberikan kepentingan strategis khusus.
 
Kecelakaan yang nyaris terjadi pada 23 April di Kepulauan Spratly adalah yang terbaru dari rangkaian panjang insiden maritim antara Tiongkok dan Filipina.
 
Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, mengabaikan keputusan internasional bahwa pernyataannya tidak memiliki dasar hukum.
 
Baca juga:  AS Dukung Filipina Terkait 'Pelanggaran' Tiongkok di Laut China Selatan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan