Utusan PBB minta DK PBB ambil tindakan atasi kekerasan di Myanmar. Foto: AFP
Utusan PBB minta DK PBB ambil tindakan atasi kekerasan di Myanmar. Foto: AFP

Tentara Myanmar Menggila, 8 Orang Tewas di Kalay

Marcheilla Ariesta • 07 April 2021 23:38
Yangon: Tentara Myanmar menyerbu markas pedemo anti-junta di Tarhan, Kalay, Sagaing. Sebanyak delapan orang tewas akibat penyerbuan itu.
 
Sebanyak tujuh korban tewas merupakan pengunjuk rasa dan satu orang pengamat. Selain itu, 20 orang dilaporkan luka-luka.
 
Seorang saksi yang merupakan warga Kalay mengatakan tentara menunggu pengunjuk rasa lengah. Lalu, menyerbu pada pukul 05.00 waktu setempat.

"(Angkatan bersenjata) mengintensifkan penyerangan sekitar pukul 05.45. Pasukan menutup semua arah yang dapat digunakan penduduk setempat untuk mengirim bantuan ke markas itu. Jadi, orang-orang dari desa lain tidak bisa datang untuk membantu mempertahankan (Kamp Tarhan) dari serangan itu," kata penduduk setempat dilansir dari Myanmar Now, Rabu, 7 April 2021.
 
(Baca: 570 Pedemo Tewas, Warga Myanmar Kini Memberontak Secara Daring)
 
Myanmar berada dalam kekacauan saat militer menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Hal ini memicu protes dan pemogokan nasional.
 
Sementara itu, laman Channel News Asia melaporkan kampanye antikudeta dan berbagi informasi melalui media sosial serta pesan instan terhalang pembatasan pada internet nirkabel broadband dan layanan data seluler. Gerakan itu dipimpin anak-anak muda.
 
Layanan telepon masih tersedia. Namun, hanya dapat diakses sedikit orang di Myanmar.
 
"Myanmar telah mengalami keruntuhan bertahap ke dalam jurang informasi sejak Februari. Komunikasi sekarang sangat terbatas dan hanya tersedia untuk sedikit orang," kata pendiri observatorium pemblokiran internet NetBlocks, Alp Toker.
 
Sebanyak 581 orang, termasuk puluhan anak-anak tewas ditembak mati polisi dalam demonstrasi antikudeta. Pasukan keamanan juga menangkap hampir 3.500 orang dengan 2.750 orang masih ditahan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan