"Ya, kami memang membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak, terutama bagi mereka yang terluka," kata Yassir dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023.
"Kami membutuhkan bantuan rumah sakit juga," sambungnya.
Bantuan tersebut, kata Yassir, dibutuhkan karena beberapa fasilitas medis rusak akibat konflik antara militer dan milisi RSF di Sudan.
"Kami memiliki beberapa daftar bantuan yang dibutuhkan. Kami rencananya akan bertemu dengan menteri kesehatan untuk menyampaikan hal ini," sambung dia.
Saat ini, Sudan sudah menerima beberapa bantuan kemanusiaan dari negara tetangga. Namun, sambung Yassir, pihaknya tak menutup pintu untuk menerima bantuan dari beberapa negara sahabat, termasuk Indonesia.
Rumah sakit rusak
Konflik di Sudan sudah memasuki pekan ketiga. Pada Senin, 17 April, salah satu ruangan di sebuah rumah sakit di Khartoum rusak akibat terkena gempuran."Kami bekerja dengan kemampuan yang sangat terbatas. Kami semua kelelahan, dan kami kekurangan dokter," ujar salah satu dokter di rumah sakit di Khartoum, Dr. Amin Saad.
Saat ini, beberapa rumah sakit di Sudan telah ditutup sepenuhnya. Para staf, pasien, dan kerabat pasien terjebak dalam rumah sakit yang ditutup itu.
Persatuan Dokter di Sudan mengatakan, terdapat enam rumah sakit yang terpaksa ditutup karena rusak dalam pertempuran, tidak dapat diakses karena bentrokan, atau kehabisan pasokan medis.
Baca juga: Serangan Udara Gempur Khartoum di Tengah Perpanjangan Gencatan Senjata
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News