Warga berjalan di tengah pepohonan yang tumbang akibat terjangan Topan Mocha di Kyauktaw, Rakhine, Myanmar, 14 Mei 2023. (SAI Aung MAIN / AFP)
Warga berjalan di tengah pepohonan yang tumbang akibat terjangan Topan Mocha di Kyauktaw, Rakhine, Myanmar, 14 Mei 2023. (SAI Aung MAIN / AFP)

Topan Mocha Putus Jaringan Komunikasi di Rakhine Myanmar

Willy Haryono • 15 Mei 2023 15:18
Rakhine: Salah satu badai terkuat yang melanda Myanmar dalam beberapa tahun terakhir memutus jaringan komunikasi di negara bagian Rakhine, lapor sebuah kelompok etnis bersenjata utama dan seorang pekerja bantuan pada Senin, 15 Mei 2023. Karena jaringan komunikasi terputus, sulit untuk memastikan skala kerusakan akibat Topan Mocha di Rakhine.
 
Topan Mocha bergerak ke pantai barat Myanmar dari Teluk Benggala pada Minggu sore, dan kemudian membanjiri ibu kota Rakhine, Sittwe, dan meruntuhkan setidaknya satu menara komunikasi. Lebih dari satu juta pengungsi di kamp-kamp Rohingya di Bangladesh terhindar dari dampak topan tersebut.
 
Sejumlah awak media berusaha menghubungi kontak mereka di Rakhine, namun tak kunjung tersambung. Setidaknya 12 orang lainnya mengaku tidak dapat menghubungi anggota keluarga mereka di Sittwe.

Sekitar 400.000 orang telah dievakuasi di Myanmar dan Bangladesh menjelang kedatangan Topan Mocha, ketika pihak berwenang dan lembaga bantuan mencoba meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
 
"Semua komunikasi masih terputus, dan orang-orang berada dalam masalah karena semua atap hilang," kata Khine Thu Kha, juru bicara Tentara Arakan yang menguasai sebagian wilayah negara bagian Rakhine.
 
"Kami menggunakan perangkat militer untuk berkomunikasi dengan mereka," sambungnya, dikutip dari Telegraph India.
 
Baca juga:  Topan Mocha Mendarat di Rakhine Myanmar, Ribuan Warga Dievakuasi
 
Benjamin Small, seorang konsultan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan sulit untuk memahami skala kehancuran di Rakhine karena komunikasi yang terputus.
 
"Tetapi dengan kecepatan angin 250 kilometer per jam, yang dilaporkan membuat Topan Mocha salah satu yang terkuat di Myanmar, sepertinya kondisi di sana tidak bagus," kata Small via Twitter.
 
Pada 2008, Topan Nargis menyapu sebagian Myanmar dengan kecepatan angin 240 km/jam, menewaskan hampir 140.000 orang. Sejak junta militer menduduki pemerintahan yang dipilih secara demokratis dua tahun lalu, Myanmar terjerumus ke dalam kekacauan dan gerakan perlawanan melawan militer di berbagai front bermnculan menyusul tindakan keras terhadap protes.
 
Militer telah memberlakukan penutupan internet di sebagian wilayah, termasuk beberapa daerah di Rakhine dan negara bagian tetangga Chin, yang juga berada di jalur Topan Mocha.
 
"Ada tumpang tindih signifikan antara area penutupan dan jalur topan, yang menjadi perhatian utama, karena menghambat upaya menjangkau masyarakat," tutur aktivis hak digital, Htaike Htaike Aung.
 
Di Chin yang terpencil dan berbukit, yang sebelumnya menjadi lokasi pertempuran sengit antara junta dan front perlawanan, daerah yang dilanda badai berada di bawah pemadaman komunikasi sejak kudeta, kata Organisasi Hak Asasi Manusia Chin.
 
"Kami belum dapat menentukan tingkat kehancuran," kata wakil direktur kelompok itu, Salai Za Uk Ling. "Badai itu sendiri memicu lebih banyak masalah karena hujan deras terus berlanjut dan tanah longsor serta banjir cenderung mengikuti," lanjutnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan