Pasukan keamanan sedang melakukan perjalanan melalui Khayan, pinggiran pusat komersial Myanmar Yangon pada Jumat lalu saat diserang bom rakitan.
"Kedua kelompok lalu saling menembak, dan seorang anggota pasukan keamanan terluka," kata militer Myanmar dalam pernyataannya, dilansir dari AFP, Minggu, 19 September 2021.
"Beberapa teroris terbunuh, salah satunya terluka," kata mereka.
Media lokal melaporkan setidaknya dua anggota kelompok anti-junta tewas, dan satu lainnya ditangkap.
Awal bulan ini, Pemerintah Persatuan Nasional yang menjadi pemerintah bayangan Myanmar saat ini, menyerukan 'perang perlawanan rakyat'. Mereka mendesak warga sipil menargetkan aset junta.
Baca juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Deklarasikan 'Perang Pertahanan Rakyat'
Menara komunikasi perusahaan Mytel milik militer telah ditargetkan di seluruh Myanmar.
Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway, di mana penduduk setempat pekan ini menuduh militer membakar rumah dan membuat ribuan orang mengungsi.
"Militer telah menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal," kata seorang wanita berusia 25 tahun dari Gangaw Magway.
"Saya kehilangan beberapa teman saya. Hati saya hancur menyaksikan semua kekejaman mereka (militer) dengan mata kepala sendiri," imbuhnya.
Penduduk Gangaw lainnya mengatakan di salah satu desa yang paling parah terkena dampak, Namg Kar, sejumlah rumah telah diratakan sejak 10 September.
"Mereka mencoba membakar seluruh desa. Tapi saat itu musim hujan," tutur perempuan tersebut. Ia mengatakan, 4.000 warga Namg Kar mengungsi ke hutan terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News