Demonstran terlibat bentrok dengan pasukan keamanan Myanmar di kota Yangon pada Jumat, 19 Maret 2021. (STR / AFP)
Demonstran terlibat bentrok dengan pasukan keamanan Myanmar di kota Yangon pada Jumat, 19 Maret 2021. (STR / AFP)

Jurnalis BBC Ditahan Junta Militer Myanmar

Willy Haryono • 20 Maret 2021 08:19
Naypyidaw: Seorang reporter kantor berita BBC ditahan junta militer Myanmar saat sedang memberitakan bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran anti-kudeta. Aung Thura digiring sekelompok pria berpakaian biasa saat dirinya sedang meliput situasi di luar sebuah pengadilan di ibu kota Naypyidaw.
 
BBC mengaku sangat khawatir atas penangkapan Aung Thura dan menyerukan otoritas Myanmar untuk memberi tahu lokasi serta kondisi terkini sang jurnalis.
 
Dalam keterangan di situs BBC pada Jumat, 19 Maret 2021, Aung Thura ditahan bersama satu reporter lainnya, Than Htike Aung yang bekerja untuk kantor berita lokal Mizzima. Izin beroperasi Mizzima telah dicabut junta militer Myanmar beberapa pekan lalu.

Sekelompok orang yang menahan kedua jurnalis tiba di lokasi dengan menggunakan mobil van sekitar pukul 05.30 GMT. Sejak saat itu, BBC sudah tidak bisa lagi menghubungi Aung Thura.
 
"BBC sangat memperhatikan keselamatan semua staf di Myanmar, dan kami melakukan segala cara untuk menemukan Aung Thura," ujar BBC dalam sebuah pernyataan resmi.
 
"Kami menyerukan otoritas untuk membantu konfirmasi bahwa dia baik-baik saja. Aung Thura adalah jurnalis BBC yang memiliki pengalaman selama bertahun-tahun dalam meliput berbagai peristiwa di Naypyidaw," lanjutnya.
 
Sebanyak 40 jurnalis telah ditahan di Myanmar sejak terjadinya kudeta militer pada 1 Februari lalu. Kudeta kala itu dimulai dengan penahanan sejumlah tokoh, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.
 
Dari 40 jurnalis yang ditahan, 16 di antaranya masih belum dibebaskan. Junta militer Myanmar juga telah mencabut izin beroperasi lima media lokal.
 
Sementara itu, setidaknya delapan orang tewas dalam aksi protes terbaru yang terjadi di kota Aungban di Myanmar. "Pasukan keamanan menyingkirkan beberapa barikade dan melepaskan tembakan," sebut seorang saksi mata.
 
Menurut data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 232 orang di Myanmar telah tewas di tangan pasukan keamanan sejak awal kudeta. Salah satu hari paling mematikan terjadi pada 14 Maret, saat 38 orang tewas ditembak pasukan keamanan.
 
Baca:  Anggota Parlemen Myanmar Ingin Ajukan Militer ke Pengadilan Kriminal Internasional
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan