"Komite Novel Norwegia terkejut dengan penangkapan peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya dalam kudeta militer di Myanmar," kata komite tersebut dalam pernyataan tertulis.
"Setelah 30 tahun dia (Suu Kyi) dianugerahi Penghargaan Perdamaian, militer sekali lagi mengesampingkan demokrasi dan menangkap pemimpin dari pemerintah yang dipilih secara sah," imbuh mereka.
Komite Nobel meminta pembebasan Suu Kyi dilakukan segera. Mereka berharap hasil pemilihan umum pada November tahun lalu dihormati.
Suu Kyi dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1991 sebagai pengakuan atas perjuangannya untuk demokrasi di Myanmar dan menjadi tokoh terkemuka dalam mengembangkan demokrasi.
Pada 2018, Nobel Perdamaian yang diterima Suu Kyi disebut-sebut akan dicabut dengan alasan sikapnya atas perlakuan terhadap etnis Rohingya. Namun, panitia Nobel Norwegia memastikan penghargaan yang pernah diberikan kepada Suu Kyi tidak akan dicabut.
Senin kemarin, Suu Kyi dan para pejabat tinggi sipil di Myanmar ditahan militer dalam kudeta. Hingga kini, belum diketahui posisi Suu Kyi di mana.
Baca: Kudeta Militer Kembalikan Demokrasi Myanmar ke Titik Nol
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News