Dikutip dari Inquirer, NDRRMC melaporkan bahwa 156 kematian terkait Megi berasal dari Visayas Timur, 11 dari Visayas Barat, tiga dari Davao dan dua lainnya dari Visayas Tengah.
Delapan orang dinyatakan terluka, sementara 110 lainnya masih dinyatakan hilang usai Filipina diterjang badai Megi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
NDRRMC mencatat ada 2.015.643 warga atau 583.994 keluarga Filipina yang telantar akibat Megi. Sebanyak 207.572 dari mereka kini tinggal di pusat evakuasi, sementara 188.348 lainnya bermukim di beberapa fasilitas lain.
Megi, atau biasa juga disebut Agaton dalam bahasa lokal, membawa hujan deras ke wilayah tengah dan selatan Filipina sejak 10 April. Guyuran hujan ini memicu banjir dan longsor di banyak tempat, termasuk sejumlah desa di Baybay City dan Abuyog di provinsi Leyte.
Jumat kemarin, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengunjungi Leyte dan menyalurkan bantuan kepada para penyintas. Ia juga melakukan inspeksi udara terhadap beberapa desa yang terkubur material longsor.
Dalam setiap tahunnya, Filipina biasa diterjang sekitar 20 topan dan badai. Filipina terletak di sabuk topan Pasifik, menjadikannya salah satu negara paling rentan terkena bencana alam.
Baca: Tak Ada WNI Jadi Korban Longsor Filipina