Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dalam acara Understanding Indonesian Muslims Culture yang digelar oleh CIMA pada Sabtu, 13 Maret 2021. (CIMA)
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dalam acara Understanding Indonesian Muslims Culture yang digelar oleh CIMA pada Sabtu, 13 Maret 2021. (CIMA)

Dubes RI Sebut Hubungan Indonesia-Tiongkok Sedang Bagus-Bagusnya

Willy Haryono • 13 Maret 2021 15:51
Jakarta: Indonesia dan Tiongkok telah memperingati 70 tahun hubungan bilateral pada 2020, saat dunia dilanda pandemi Covid-19. Sejak hari peringatan hingga saat ini, hubungan kedua negara tetap terjalin baik dan justru cnederung terus menguat.
 
"Kita telah memperingati 70 tahun hubungan Indonesia dan Tiongkok. Hubungan saat ini sedang bagus-bagusnya. Hubungan pribadi antar kedua presiden juga sangat baik," kata Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun dalam acara bertajuk "Understanding Indonesian Muslims Culture" yang digelar China Indonesia Management Association (CIMA) secara virtual pada Sabtu, 13 Maret 2021.
 
Tahun lalu, Presiden Joko Widodo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah tiga kali berbicara langsung via telepon. Hubungan di tingkat menteri juga berlangsung baik, terutama antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menlu Tiongkok Wang Yi.

Kedua Menlu terus berkomunikasi intensif sepanjang 2020 hingga saat ini dalam membicarakan berbagai hal, termasuk mengenai pengadaan vaksin Covid-19.
 
Dubes Djauhari mengatakan, Menlu Wang Yi pernah mengutarakan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama di bidang vaksin Covid-19. Tidak hanya mengenai distribusi, Tiongkok juga ingin agar Indonesia bisa memproduksi beberapa jenis vaksin asal Negeri Tirai Bambu di Tanah Air.
 
"Menlu Wang Yi juga bilang ingin bekerja sama dengan indonesia, agar RI bisa memproduksi vaksin di Asia Tenggara. Untuk hal ini, Biofarma memiliki banyak pengalaman," sebut Dubes Djauhari.
 
Baca:  Indonesia-Tiongkok Tegakkan Prinsip Multilateralisme untuk Akhiri Pandemi Covid-19
 
Arief Harsono, Chairman of CIMA, juga mengutarakan hal serupa mengenai hubungan Indonesia dan Tiongkok. Menurutnya, kedekatan kedua negara terjalin kuat sejak dulu, bahkan jauh sebelum tahun 1950 saat Indonesia dan Tiongkok meresmikan hubungan diplomatik.
 
Dalam paparannya, Arief menyebutkan mengenai tokoh Zheng He atau dikenal di Indonesia dengan nama Cheng Ho. "Kita tentu kenal dengan Cheng Ho, Muslim Tiongkok yang datang ke Jawa di awal abad ke-15. Cheng Ho memiliki nama harum karena jasanya dalam menggalang hubungan ekonomi, dagang, dan sosial budaya antar negara atau kerajaan," tutur Arief.
 
Dengan berdatangannya banyak saudagar asal Tiongkok ke Indonesia, hubungan kedua negara terus meningkat dari waktu ke waktu. Hubungan ini kemudian berkembang menjadi akulturasi budaya.
 
Akulturasi ini dapat terlihat dari banyaknya bangunan di Indonesia, terutama di pulau Jawa, yang konstruksinya terpengaruh budaya Tiongkok.
 
"CIMA dibangun agar hubungan Indonesia dan Tiongkok yang sudah kuat ini, menjadi lebih kuat," kata Arief.
 
Konferensi bertajuk "Understanding Indonesian Muslims Culture" merupakan acara virtual pertama dalam rangkaian Cross Cultural Dialogue Series 1. Nantinya acara-acara serupa akan digelar untuk memperkuat hubungan antar kedua negara.
 
"Ini merupakan langkah awal, tapi merupakan sebuah lompatan besar," sebut Hermawan Kartajaya, Co-Founder of CIMA.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan