Menlu Retno Marsudi (kanan) bersama Wamenlu Qatar Lulwah al-Khatir dalam konferensi pers ICAWE 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 8 Desember 2022. (Medcom.id / Willy Haryono)
Menlu Retno Marsudi (kanan) bersama Wamenlu Qatar Lulwah al-Khatir dalam konferensi pers ICAWE 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis, 8 Desember 2022. (Medcom.id / Willy Haryono)

ICAWE 2022: Awal dari Perjalanan Panjang Pendidikan Perempuan Afghanistan

Willy Haryono • 08 Desember 2022 17:45
Nusa Dua: International Conference on Afghan Women's Education (ICAWE), pertemuan yang secara spesifik membahas akses pendidikan untuk perempuan Afghanistan, telah selesai diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada Kamis, 8 Desember 2022.
 
Pertemuan perdana ini telah menghasilkan dokumen Bali Message of ICAWE, yang pada intinya adalah dukungan serta solidaritas kuat terhadap perempuan Afghanitan dalam mengenyam pendidikan.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan adanya lima poin utama yang dibahas dalam ICAWE 2022, salah satunya adalah memperbarui informasi seputar situasi terkini di Afghanistan.

Poin kedua adalah menekankan kembali dukungan untuk masyarakat Afghanistan, termasuk terhadap perempuan.
 
"Ketiga adalah menekankan kembali mengenai pendidikan untuk perempuan Afghanistan," ujar Menlu Retno dalam konferensi pers usai penutupan ICAWE 2022.
 
Keempat, adalah mengidentifikasi kesenjangan serta mengumpulkan sumber daya daya untuk mendukung masyarakat Afghanistan. Untuk poin terakhir, ICAWE digelar untuk mendesain langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi isu di Afghanistan, terutama seputar pendidikan perempuan.
 
ICAWE dihadiri perwakilan dari 38 negara, empat organisasi internasional dan sejumlah filantrop, organisasi non-pemerintah (NGO) dan lain-lain. Menurut Menlu Retno, berinvestasi terhadap perempuan dapat diartikan dengan berinvestasi pada masa depan yang lebih cerah.
 
"Perempuan dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah," ungkap Menlu Retno.
 
Menurut data UN Women, sekitar 11 juta perempuan dan wanita Afghanistan membutuhkan bantuan darurat. Penderitaan mereka semakin parah sejak Afghanistan dikuasai kelompok Taliban sejak Agustus 2021.
 
"Kita tidak boleh diam saja. Kita harus melakukan sesuatu," seru Menlu Retno.
 
"Forum ICAWE ini adalah awal dari perjalanan panjang ke depan," pungkasnya.

Pendidikan untuk Perempuan Afghanistan

Turut hadir dalam konferensi pers bersama Menlu Retno adalah Wakil Menteri Luar Negeri Qatar Lulwah al-Khatir. Ia mengapresiasi Indonesia sebagai tuan rumah dari ICAWE, sebuah acara diskusi yang dinilai sangat penting bagi nasib perempuan di Afghanistan dan negara-negara lain.
 
Sejak Agustus 2021, Qatar telah mengalokasikan dana sebesar USD75 juta untuk Afghanistan, yang sebagian besarnya ditujukan kepada sektor pendidkan.
 
Menurut Lulwah, salah satu hasil paling penting dari ICAWE 2022 adalah seputar program beasiswa dan kerja sama pemberdayaan ekonomi bagi perempuan di Afghanistan.
 
"ICAWE ini diikuti negara-negara mayoritas Muslim, negara Timur dan juga Barat. Pesan dari para peserta hanya satu, yaitu pendidikan untuk semua," sebut Lulwah.
 
Seputar larangan Taliban bagi perempuan untuk bersekolah di Afghanistan, ia menegaskan bahwa hal tersebut bukan bagian dari ajaram Islam. Lulwah mengatakan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara mayoritas Muslim, memiliki kewajiban untuk bersuara mengenai hal ini.
 
"Sudah jadi kewajiban bagi kita untuk memberi tahu bahwa menghalangi perempuan bersekolah bukan bagian dari ajaran agama Islam," ungkapnya.
 
Baca:  RI Galang Dukungan Internasional untuk Pendidikan Perempuan Afghanistan
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan